72 Perawat Terpapar Covid-19 Khawatir Penanganan Covid Lumpuh PPNI Minta Pemkot Ambil Langkah Taktis
Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Sukabumi mencatat selama Juni 2021, jumlah perawat positif mencapai 72 orang
Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor, Tribunjabar.id, Kota Sukabumi, Dian Herdiansyah
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Sukabumi mencatat selama Juni 2021, jumlah perawat positif terpapar Covid-19 sangat tinggi.
"Berdasarkan laporan hasil dewan pengurus komisariat (DPK) selama bulan Juni kemarin, ada 72 perawat terpapar Covid-19," ujar Ketua DPD PPNI Kota Sukabumi Irawan Danismaya, Kamis (1/7/2021).
Selama bulan Juni Perawat tiba-tiba terpapar dengan serempak terjadi, baik yang ada di RSUD R Syamsudin SH, RS Assyfa, Dinas Kesehatan atau Puskesmas yang ada semakin tinggi.
"Jika bulan ini peningkatan terus terjadi dan makin tinggi, maka siap-siap saja leading sektor utama penanganan Covid-19 akan lumpuh dan kolap" ucapnya.
Karena itu, DPD PPNI Kota Sukabumi, meminta Pemkot agar segera mengambil langkah taktis, meski langkah pemerintah pusat belum diputuskan.
"Pemkot disini harus segera mengambil langkah, agar hal serupa tidak terjadi. Kalau dibiarkan berlarut-larut ini akan membahayakan," kata Irawan.
Menurut Irawan, pemerintah perlu memaksimalkan pilar kunci upaya pencegahan penyebaran di antaranya rumusan Kebijakan pemerintah untuk mensinergitaskan langkah taktis sampai ke level RT/RW, membangun kapasitas setiap individu warga agar mampu menjaga dirinya dari paparan.
Selanjutnya, yakni menyakinkan setiap area publik memiliki infrastruktur /sarana/alat prokes dan membangun sistem atau instrumen perangkat kerja integrasi semua potensi (satgas komunitas, organisasi profesi, PT, swasta, relawan dan lainya.
"Bayangkan andai kebijakan Pemkot tegas, jelas dijadikan acuan di semua area aktivitas publik. Semua kantor, pusat keramaian, area publik, toko, pasar, dan yang lainya punya sarana cuci tangan. Kemudian masyarakat sadar, taat dan mampu 5 M secara mandiri, maka ini tidak akan terjadi," tandas Irawan.
Selain itu, jika organisasi masyarakat, profesi, relawan, PMI, perguruan tinggi bekerja serempak satu komando mengawal edukasi dan penerapan prokes, mungkin secara umum kasus terpapar Covid-19 tidak akan setinggi ini.
"Harapannya semua unsur masyarakat, agar patuh protokol kesehatan apapun aktivitasnya," ujar Irawan. (*)