Kisah Petugas Pemakaman Covid-19, Kini Gali Kubur untuk 40 Jenazah Sehari, Kerja Sampai Subuh
Di tengah meningkatnya kasus Covid-19, petugas pemakaman Covid-19 atau tukang gali kubur menjadi salah satu pihak yang harus bekerja keras.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
Sehingga, kata Iwa, dibutuhkan kepeduliaan dari berbagai pihak untuk saling berbagi, dan gotong royong dalam menghadapi pandemi wabah ini.
"Petugas pemulasaraan di RSUD Sumedang terbatas, namun angka kasus kematian akibat Covid-19 terus bertambah setiap harinya. Mereka (petugas pemulasaraan jenazah) mulai kewalahan," ujar Iwa Kuswaeri kepada Tribun Jabar.id melalui sambungan seluler, Sabtu (26/6/2021).
Baca juga: Seorang Ibu di Cianjur Ditenangkan Polisi karena Menangis Takut Disuntik Vaksin Covid-19
Meski begitu, ujar dia, untuk memutus penyebaran Covid-19, pemulasaraan jenazah yang terkonfirmasi Covid-19 dapat dilakukan oleh petugas Puskesmas terdekat dan atau Pengurus Masjid yang dibekali dengan alat pelindung diri (APD).
"Pemakaman jenazah dilakukan maksimum 4 jam setelah pasien dinyatakan meninggal dunia," tutur Iwa.
Iwa meminta kepada pengurus Masjid di Sumedang agar berkoordinasi dengan petugas kesehatan setempat untuk belajar penggunaan APD lengkap.
Selain itu. ujar dia, petugas di Puskesmas dapat belajar melakukan pemulasaraan jenazah. Sehingga, lanjut Iwa, tidak mengabaikan rukun pemulasaraan jenazah namun tetap aman bagi pertumbuhan resiko Covid-19.
"Mari kita hadapi pandemi Covid-19 ini dengan gotong royong. Masyarakat diwajibkan untuk tetap tidak mengabaikan protokol kesehatan," katanya. (TribunJabar.id/Kiki Andriana)