Ada Isu Megathrust di Pangandaran, Simulasi Hadap Bencana Harus Terus Digalakkan
Simulasi gempa dan tsunami ini dilakukan di lapangan parkir legok wisata Pantai Batu Karas, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangandaran, Ppemerintah Kabupaten Pangandaran menggelar simulasi siaga bencana yang diikuti tagana.
Simulasi dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami.
Simulasi gempa dan tsunami ini dilakukan di lapangan parkir legok wisata Pantai Batu Karas, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Sebelumnya, setiap tanggal 26 setiap bulan ditetapkan oleh Bupati Pangandaran untuk dilakukan simulasi menghadapi gempa bumi dan tsunami.
Karena, Pangandaran merupakan satu wilayah di Jawa Barat yang rawan berpotensi terjadi gempa dan tsunami.
Anggota Tagana Kabupaten Pangandaran Ema Hadinur Janah menyampaikan, memang simulasi siaga gempa dan tsunami ini penting dilakukan.
"Supaya dapat meningkatkan kesiapsiagaan atau kewaspadaan masyarakat ketika terjadi hal yang tidak diinginkan (gempa dan tsunami)," ujar Ema saat dihubungi Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Sabtu (26/6/2021).
"Masyarakat biasa, wisatawan, dan pelaku usaha wisata harus bisa mengevakuasi dirinya sendiri saat terjadi gempa dan tsunami."
Teknisnya, setelah terjadi gempa, beberapa menit kemudian, sebelum tsunami harus kumpul di titik kumpul seperti lapangan.
Dan selanjutnya, evakuasi ke dataran yang lebih tinggi atau pegunungan.
Ketua Tagana Kabupaten Pangandaran, Nana Suryana, mengatakan mitigasi bencana di Pangandaran itu harus benar-benar terus dilakukan.
"Ya, harus gencar, karena mengingat adanya potensi isu megathrust. Untuk itu, setiap tanggal 26 ini bukan hanya kita dan relawan lainnya tapi masyarakat pun diimbau untuk mengikuti simulasi," katanya. (*)