Fiersa Besari Merasa Berada di Fase Writer's Block, Sudah 3 Tahun Tak Keluarkan Buku, Ini Alasannya
Penulis sekaligus musikus kelahiran Bandungan 37 tahun lalu, Fiersa Besari, sedang menikmati profesi baru sebagai ayah.
Penulis: Shania Septiana | Editor: Giri
Laporan wartawan Tribun Jabar, Shania Septiana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Penulis sekaligus musikus kelahiran Bandungan 37 tahun lalu, Fiersa Besari, sedang menikmati profesi baru sebagai ayah.
Maret 2021, Kinasih Menyusuri Bumi, putri pertamanya lahir ke dunia. Hal itu membuat hidupnya lebih bermakna.
Di momen itu pula, dia ternyata sudah tiga tahun tidak mengeluarkan buku sejak perilisan Tapak Jejak.
"Saya sedang di fase writer's block, sudah berapa tahun enggak ngeluarin buku. Sampai banyak yang nanya. Menurut teman saya, enggak ada yang namanya writer's block, yang ada hanya kamu kelelahan untuk menulis," tulis Fiersa Besari dalam acara Kicauan Nara Bahasa melalui Twitter Spaces Nara Bahasa, Minggu (20/6/2021).
Banyaknya penggemar dan kerabat yang mempertanyakan mengenai kapan Fiersa Besari kembali merilis buku baru.
Hal itu, menurutnya, sebuah toxic productivity.
"Menjadi sesuatu hal yang menghantui penulis. Itu kayak toxic productivity, karena setiap pembuat karya harus istirahat. Dan akan kembali berkarya ketika sudah mood. Tapi kan mood bisa dicari. Serba salah juga," ucapnya sembari tertawa.
Bukan hanya karena butuh istirahat dan refreshing, Fiersa mengaku ada fokus baru yang harus dia jalani, yaitu sebuah prioritas.
"Prioritas hidup, selama ini prioritas saya menulis, tapi seiring berjalannya waktu ada prioritas lain. Ternyata passion saya ada di bidang lain dan ternyatanya lagi, cukup untuk anak-istri. Ketika saya menulis, saya harus meluangkan waktu setengah tahun, misalnya, dan saya enggak bisa melakukan aktivitas lain karena harus fokus itu," ujarnya.
Ditambah lagi, Fiersa memiliki kebiasaan menyimpan calon tulisan di Twitter pribadi.
"Dan ketika saya bikin tulisan pendek di Twitter, saya ingin membuat tulisan yang bagus dan bermanfaat. Dengan ngetwit itu malah merubah kebiasaan menulis saya, karena ngetwit itu kan pendek sedangkan kalo nulis buku kan panjang," ujarnya.
Baca juga: Fiersa Besari Sindir Kehadiran Jokowi di Pernikahan Atta dan Aurel, Mantan Menteri Ikut Menanggapi
Menurutnya, banyak anak muda zaman sekarang yang menyukai puisi dan sajak yang tidak tersalurkan bakatnya.
"Sekarang musim anak senja, karena suka nulis sajak atau puisi dan disebut anak senja kemudian diejek, akhirnya mereka insecure. Padahal zaman Khairil Anwar dan Khalil Gibran, mereka suka nulis sajak dan puisi tapi mereka enggak ada yang ejek," ujarnya.
"Intinya karya yang berguna adalah hanya sebatas dipuji dan karya yang beruntung itu berujung dikaji," tutup Fiersa. (*)