Tiga Rumah Rusak Berat Akibat Tanah Ambles di Kertasemaya Indramayu, Tiap Hari Tanah Turun 5 Cm
Fenomena tanah ambles di Blok Rengaspayung, Desa Kertasemaya, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu masih terus terjadi.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU- Fenomena tanah ambles di Blok Rengaspayung, Desa Kertasemaya, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu masih terus terjadi.
Lokasinya persis berada di tanggul bantaran Sungai Cimanuk di Desa Kertasemaya. Kejadian ini sejak 2019, tapi belum ada solusi.
Menurut Ketua RW setempat, Tamrin, perbaikan tanggul sebenarnya sudah tiga kali, tapi tanah masih terus turun sampai dengan sekarang.
Imbasnya, sudah tiga rumah warga yang mengalami rusak berat akibat tanah yang terus turun.
"Rumah milik Pak Slamet, Pak Abdul Muin dan nama istrinya Amiroh, dan Pak Nuryaman. Pak Nuryaman sudah meninggal dunia," ujar dia kepada Tribun Jabar, Kamis (17/6/2021).
Baca juga: Gempa Bumi di Maluku Tengah Mengakibatkan Tanah Ambles 6-8 Meter

Tamrin mengatakan panjang tanah ambles di tanggul Sungai Cimanuk itu mencapai sekitar 100 meter.
Sepanjang 25 meter di antaranya menjadi titik paling parah.
Titik tersebut berada persis di samping permukiman warga sehingga membuat rumah-rumah rusak.
Masih disampaikan Tamrin, perbaikan tanggul tersebut, terakhir dilakukan pada sekitar awal tahun lalu
Karena wilayah Kabupaten Indramayu dilanda banjir besar pada Februari 2021, kondisi tanggul juga semakin parah.
Setiap harinya, ucapnya, terjadi tanah ambles sedalam 5 centimeter.
Baca juga: Tanah Ambles, Rumah Warga di Kertasemaya Indramayu Sudah Hancur Sebagian
Warga yang rumahnya rusak berat, Amiroh (51), mengataka, dapur serta kamar mandi rumahnya rusak berat dan tidak bisa lagi digunakan.
Padahal, dapur rumahnya itu sudah diperbaiki tiga kali. Perbaikan hanya bertahan sekitar satu bulan dan kembali rusak.
Ia bahkan mengukur dengan memasang batu bata sebagai ganjel paralon yang tergantung akibat tanah yang terus ambles.
Setiap hari, Amiroh harus menambah batu bata tambahan sebanyak satu buah karena turunnya tanah.
"Saya taruh batu bata, lepas lagi, taruh lagi lepas lagi, ini turunnya bisa lima centimeteran setiap hari," ujar dia.