Sumedang Genjot Kawasan Buahdua-Ujungjaya-Tomo, Kembangkan Industri di Timur untuk Kesejahteraan
Pemerintah Kabupaten Sumedang tengah berupaya mengembangkan kawasan Buahdua-Ujungjaya-Tomo supaya bisa mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kabupaten Sumedang tengah berupaya mengembangkan kawasan Buahdua-Ujungjaya-Tomo (Butom) supaya bisa mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Sumedang kawasan timur.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, tengah mengakselerasi pengembangan kawasan Butom agar mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat. Salah satu upaya yang dilakukannya adalah dengan menemui Menko Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan pekan lalu di Jakarta.
“Kepada Pak Luhut kami sampaikan rencana pengembangan kawasan Butom dan meminta dukungan dari Pemerintah Pusat. Pak Luhut memberikan sejumlah masukan pada kami. Pak Luhut juga sudah menugaskan salah satu deputinya untuk mengawal,” katanya melalui siaran digital, Rabu (9/6/2021).
Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Menara Kujang ‘Kompensasi’ bagi Warga Jatigede, Rencana Lama Sebelum Pandemi
Menurut Dony, Butom diproyeksikan menjadi kawasan yang berkembang agar persoalan kesejahteraan dan ketimpangan ekonomi di Sumedang bagian timur teratasi.
“Ekonomi Sumedang itu ada ketimpangan, Sumedang bagian barat bersatu dengan Bandung Raya sementara di timur bersisian dengan Majalengka, ketimpangan ini tidak boleh terjadi lagi jika Butom menjadi kawasan pertumbuhan baru,” tuturnya.
Pengembangan Butom sendiri selaras dengan rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tengah mengembangkan kawasan Rebana. Dony sendiri menilai Butom bisa lebih dulu maju dibanding kawasan sekitarnya di Rebana.
Sumedang, katanya, memang menyiapkan kawasan peruntukan industri (KPI) Butom bersaing dengan 13 kawasan industri di Metropolitan Rebana.
Baca juga: Sungai Batu Buahdua Akan Diupayakan Jadi Objek Wisata, Disbudparpora Sumedang Minta Warga Bantu Jaga
Dony mengatakan untuk Butom, pihaknya menawarkan peluang kawasan dan peruntukan yang berbeda. KPI Buahdua misalnya, memiliki lahan seluas 4,129 hektare, disiapkan ke dalam dua zona industri, yakni zona industri olahraga dan pariwisata serta zona industri agribisnis dan pariwisata dengan lahan yang siapkan seluas 1,147 hektare.
Buahdua memiliki jarak tempuh ke Bandara Kertajati sejauh 25 kilometer dan Patimban 63 kilometer, namun hanya 8 kilometer ke ruas Tol Cisumdawu dan Cipali.
“Ini posisinya strategis karena juga dekat dengan kawasan Jatigede dan sejumlah objek wisata,” ujarnya.
Lalu Ujungjaya dan Tomo, dengan lahan sekitar 2,981 hektare, KPI yang meliputi 8 desa ini sudah dirancang lebih komprehensif dimana industri yang masuk ke wilayah tersebut akan terbagi dalam industri hulu atau andalan, industri antara dan industri hilir.
Baca juga: Tol Cisumdawu Segera Selesai, Bandara Kertajati Majalengka Beroperasi Normal Januari 2022
Untuk industri hulu, misalnya, akan disiapkan kawasan untuk industri bahan bangunan, pangan, kimia farmasi dan kosmetik hingga alat transportasi dan pergudangan. Sementara untuk zona industri antara yakni jasa industri, barang modal, industri pengolahan kayu.
“Industri hulu kami arahkan pada industri logam dasar dan bahan galian bukan logam. Industru hulu agro, indutri serat. Saat ini sudah ada beberapa perusahaan eksisting di wilayah Ujungjaya dan Tomo. Nanti salah satu interchange Tol Cisumdawu ada di Ujungjaya. Tomo itu luas yang disiapkan 397 hektare, Ujungjaya 2,584 hektare,” ucap Dony.
Menurutnya dengan kesiapan infrastruktur dan regulasi pihaknya menjamin pelayanan investasi di wilayah tersebut makin dipermudah dengan standar yang baik seusai berdirinya Mal Pelayanan Publik (MPP). (*)