Puluhan Sapi Milik Warga Mati Mendadak, Dikira Akibat Ilmu Santet, Ternyata Terserang Penyakit Ini

Puluhan sapi milik warga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mati mendadak.

Istimewa
Ilustrasi sapi 

TRIBUNJABAR.ID, TULUNGAGUNG - Puluhan sapi milik warga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mati mendadak.

Warga pun resah dan menganggap sapi-sapi tersebut mati akibat ilmu santet.

Namun, setelah bangkai sapi diautopsi, ternyata binatang ternak tersebut mati karena terserang penyakit antraks.

Bahkan, tak hanya sapi, beberapa warga pun ikut tertular.

Dilansir dari Suryamalang.com, Kepala Dusun Toro, Agung Aris Saputra, menjadi warga yang sempat terserang antraks. Kini ia telah sembuh.

Agung menunjukkan luka menghitam di tangan kanannya.

Ia termasuk dari enam warga desa setempat yang terindikasi terserang bakteri antraks.

"Untuk berjaga-jaga, saya tidak berani dekat dengan binatang apa pun. Karena antraks butuh media hewan untuk menular," terang Agung kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (8/6/2021).

Baca juga: VIRAL, Pria asal Nganjuk Bawa Seserahan 3 Ekor Sapi dan Perabotan Rumah, Pernikahannya Jadi Sorotan

Karena kondisinya, belasan sapi milik dirawat oleh ayahnya.

Sebenarnya lingkungannya tidak termasuk wilayah terduga antraks.

Namun, ada seekor anak sapi di lingkungan lain yang mati mendadak pada 25 Jun 2021.

Saat itu petugas dari Kementerian Pertanian dan Balai Besar Venteriner Yogyakarta tengah melakukan pemantauan di Desa Sidomulyo.

Para petugas kesehatan hewan memutuskan untuk mengautopsi bangkai sapi yang mati.

Agung sebagai perangkat desa membantu proses autopsi itu.

"Sapi yang mati terbukti terindikasi antraks. Diduga saya tertular saat antraks saat membantu autopsi itu," tambahnya.

Baca juga: Dua Sapi Misterius Hebohkan Warga Bantargadung Sukabumi, Ternyata Hasil Curian dan Ditinggal

Tiga hari yang lalu muncul benjolan kecil di tangan kanannya, dan semakin besar di hari berikutnya.

Agung merasakan badannya meriang panas dingin pada hari ke-3.

Pada lukanya juga muncul warna hitam yang mengeras.

"Saat itu petugas kesehatan sudah bersiaga. Jjadi saya diberi obat. Sekarang sudah membaik, tinggal menunggu sembuh lukanya," tutur Agung.

Agung merupakan warga terakhir yang ditemukan dengan gejala antraks.

Sementara lima warga lainnya kondisinya sudah sehat, meski masih menunggu lukanya sembuh total.

Sebab mereka khawatir masih bisa menulari sapi-sapi yang mereka rawat.

"Jadi tidak perlu khawatir, semua sudah terkendali. Warga juga sudah tenang," ucap Agung.

Warga resah saat sapi-sapi mati beruntun, hingga saat itu muncul isu ada warga yang mempraktikkan santet.

Baca juga: BIKIN Geger, Dua Ekor Sapi Ditemukan Warga Sukabumi di Pinggir Jalan, Ini Dugaan Asal Usulnya

Kini setelah penyebab kematian hewan ternak sudah diketahui, ada perasaan lega di hati warga.

"Semua sudah beraktivitas seperti biasa. Petugas kesehatan juga sudah memberi penyuluhan, apa yang harus kami lakukan untuk mengendalikan antraks," tandas Agung.

Total ada 26 sapi dan tiga kambing yang mati di Desa Sidomulyo.

Bangkai sapi yang terakhir membuktikan indikasi serangan bakteri antraks. Ada enam warga yang mengalami luka dengan ciri khas penyakit antraks.

Petugas sudah mengambil sampel luka mereka untuk diuji di laboratorium.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kronologi Penyebaran Antraks di Desa Sidomulyo, Tulungagung, Sempat Dikira Terkait Ilmu Santet

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved