Longsor di 7 Titik di TPA Sarimukti Gara-gara Sudah Melebihi Kapasitas, Was-was Kalau Hujan

Longsor terjadi, katanya, karena kapasitas sampah yang sudah melebihi batas, juga karena cuaca yang terus-menerus hujan sejak beberapa hari lalu.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Kondisi di TPA Sarimukti. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat dinilai sudah kritis dan melebihi kapasitas.

TPA Sarimukti seluas 25 hektare ini hanya dapat digunakan hingga 2023, hingga Tempat Pengolahan dan Pemprosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka beroperasi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtias, mengatakan memang TPA Sarimukti memang tengah overloaded atau sudah melebihi kapasitas.

Bahkan, katanya, sejumlah longsoran sudah terjadi di tujuh titik di TPA Sarimukti

Longsor terjadi, katanya, karena kapasitas sampah yang sudah melebihi batas, juga karena cuaca yang terus-menerus hujan sejak beberapa hari lalu.

Akibatnya, longsoran sampah sempat menutupi sebagian jalan akses di lokasi sehingga menghambat operasional armada pengangkut sampah.

“Waktu itu kami sudah melakukan langkah-langkah atau upaya penanganan akibat longsor. Kami juga menahan sampah dengan bambu-bambu untuk mencegah longsor. Kami sudah antisipasi ke depannya, kalau khawatir akan ada hujan lagi,” kata Prima melalui ponsel, Selasa (8/6).

Dinas Lingkungan Hidup Jabar, katanya, juga sudah memperbaiki drainase di lokasi.

Selain itu pihaknya saat ini tengah membangun instalasi pengolahan air limbah atau IPAL.

Prima menengatakan kondisi Sarimukti yang tengah kritis dilihat dari timbulan sampah yang menjulang hingga 50 meter.

Setiap hari, katanya, TPA Sarimukti menambah 2.000 ton sampah baru dari 400 rit armada yang mengangkut sampah dari Bandung Raya, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi.

“Di tengah keterbatasan anggaran, yang dilakukan DLH adalah melakukan perluasan dan peningkatan kapasitas, tapi dengan intensitas timbulan sampah yang semakin bertambah sementara sarana dan prasarana kami terbatas, pembangunan masih belum bisa dilakukan,” tutur Prima.

Sarana dan prasarana lain seperti alat berat, alat angkut, bulldozer dan beberapa alat berat, katanya, juga memiliki keterbatasan dan kondisinya tidak laik.

"Sehingga saya mengimbau kepada seluruh pemerintah daerah kabupaten kota yang membuang sampahnya di Sarimukti untuk bersama-sama melakukan upaya pengurangan dari sumbernya,” kata Prima.

Dengan demikian sisa waktu sebelum 2023, Sarimukti dapat digunakan dengan optimal. Pasalnya pada 2023 Sarimukti akan ditutup seiring beroperasinya TPPAS Legok Nangka.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved