2 Juni pada 27 Tahun Lalu Gempa Hadirkan Tsunami Dahsyat di Banyuwangi, Disebut Tragedi Jumat Pon

Tepat pada tanggal ini, 2 Juni, 27 tahun yang lalu terjadi peristiwa alam yang sangat dahsyat di Banyuwangi, Jawa Timur

Editor: Giri
Monumen Tragedi Jumat Pon atau tsunami yang meluluhlantakkan pesisir pantai selatan Banyuwangi, Jawa Timur, pada 2 Juni 1994. (Sumber: siagabencana.com) 

TRIBUNJABAR.ID - Tepat pada tanggal ini, 2 Juni, 27 tahun yang lalu terjadi peristiwa alam yang sangat dahsyat di Banyuwangi, Jawa Timur.

Peristiwa mengerikan itu berupa gempa bumi yang memicu tsunami setinggi 13,9 meter.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, lewat cuitannya di akun Twitter @DaryonoBMKG.

"Mengingatkan bahwa besok adalah ulang tahun Tsunami Banyuwangi 2 Juni 1994 dipicu gempa di zona megathrust Mw 7,8 membangkitkan tsunami setinggi 13,9 meter, menyebabkan lebih dari 250 orang meninggal dan 15 orang hilang," cuit akun @DaryonoBMKG, dikutip Senin (1/6/2021).

Menurut Daryono, gempa megathrust merupakan gempa yang berpusat di bidang kontak antarlempeng kedalaman kurang dari 45-50 kilometer.

Gempa ini subduksi landai dan belum menukik.

Gempa ini identik dengan bertemunya dua lempeng, yakni Indo-Australia.

Pada peristiwa 1994 di Banyuwangi, banyak korban yang berjatuhan akibat peristiwa tersebut.

Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Hidayah, Kyai Afandi Musafa' dilansir dari Kompas.com mengisahkan dia sempat menguburkan 84 jenazah.

Pada saat itu, tsunami menerjang kawasan permukiman nelayan di wilayah Dusun Pancer, Banyuwangi.

Karena terjadi pada Jumat Pon, bahkan warga Pancer lebih akrab menyebut peristiwa tersebut dengan sebutan Tragedi Jumat Pon.

Menurut kesaksian warga, kejadian itu bermula dari gempa yang disusul dengan surutnya air laut sejak pukul 15.00 hingga malam hari.

Bahkan, sejumlah warga tetap tertidur lelap, lantaran tidak tahu informasi sebab tidak merasakan gempa sebelumnya.

Kejadian tsunami diketahui terjadi sekira pukul 01.00 WIB dengan ketinggian mencapai 13,9 meter.

Tidak hanya di Pantai Pancer, tsunami pun meluluhlantakkan Pantai Plengkung, Pulau Merah, Lampon, Pantai Grajagan, dan Pantai Rajegwesi.

Sejumlah warga tidak sempat menyelamatkan diri, lantaran gemuruh dari arah laut datang dengan kecepatan penuh seperti ditabrak kereta api bahkan ada yang mengira bunyi gemuruh merupakan suara dari helikopter latihan tentara. (kompastv)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved