Superball
Menanti Akhir Drama Kiper Gianluigi Donnarumma di AC Milan Setelah Kedatangan Mike Maignan
Pendukung AC Milan tampaknya masih tak percaya dan tidak rela kiper kesayangan mereka, Gianluigi Donnarumma, bakal hengkang.
TRIBUNJABAR.ID - Pendukung AC Milan tampaknya masih tak percaya dan tidak rela kiper kesayangan mereka, Gianluigi Donnarumma, bakal hengkang.
Yang menyakitkan, pemain yang dibesarkan di akademi AC Milan ini akan pergi dengan status bebas transfer.
Dengan kata lain, AC Milan tidak akan menerima bayaran sepeser pun.
Baca juga: Mike Maignan Kiper Baru AC Milan Catat 10 Kali Tepis Tendangan Penalti, Ternyata Ini Rahasianya
Direktur Teknik klub AC Milan, Paolo Maldini, menyatakan pada Kamis (27/5/2021) bahwa pihak klub tidak akan menahan penjaga gawang berusia 22 tahun itu.
Donnarumma bisa pergi dengan status bebas transfer setelah kontrak kerja di AC Milan berakhir pada 30 Juni 2021.
Petinggi klub AC Milan sepertinya sudah frustrasi dengan negosiasi pembaruan kontrak Donnarumma.
Manajemen Milan tidak bisa menyanggupi permintaan kenaikan gaji si pemain sebesar 10 juta euro atau Rp160 miliar per musim dan komisi untuk sang agen, Mino Raiola, sebesar 20 juta euro atau Rp320 miliar.
Negosiasi kontrak adalah hal lumrah dalam sepak profesional.
Begitu pula dengan hasil negosiasinya yang bisa berakhir positif atau sebaliknya.
Dalam kasus Donnarumma, situasi menjadi agak dramatis karena para legenda AC Milan seperti Alessandro Costacurta, Massimo Ambrosini, dan Alessandro Nesta juga mengkritik sikap Donnarumma yang dinilai tidak loyal kepada Rossoneri.
“Hari ini sepak bola sudah sangat berbeda. Pemain hanya memikirkan rekening pribadinya dan tidak lagi peduli dengan seragam, passion, dan supporter yang selama ini mendukung di belakangnya,” ujar Costacurta menyindir Donnarumma.
Para pendukung dan legenda AC Milan memang boleh saja jengkel.
Namun, sebagai pemain profesional, Donnarumma juga punya hak untuk menentukan pilihan.
Lagi pula, AC Milan sekarang juga sudah berubah.
Kubu San Siro ini bahkan juga telah mengingkari filosofi mereka, yang selalu mempertahankan para pemain terbaiknya dalam jangka waktu lama bahkan sampai gantung sepatu.