Warga Dusun Cimeong Kenang Tragedi 4 Tahun Silam yang Bikin Kampung Mereka Jadi Kampung Mati
Dusun Cimeong, yang kini dikenal sebagai kampung mati, terletak di Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat.
TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN – Peristiwa bencana alam yang terjadi di Dusun Cimeong 2017 silam masih menyisakan duka dan cerita bagi warga korban longsor pada waktu itu.
Dusun Cimeong, yang kini dikenal sebagai kampung mati, terletak di Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru, Kuningan, Jawa Barat.
Beni dan Budin adalah dua di antara ratusan warga yang menjadi korban tanah longsor itu.

Mereka kini tinggal di tempat relokasi di Dusun Mekarsari, Desa Cilayung.
Keduanya mengaku selama empat tahun berdomisili dan memiliki tempat tinggal di perumahan ini, tidak lantas melupakan sejarah nyata yang dialami saat terjadi longsor di Dusun Cimeong beberapa tahun silam.
“Ya kejadian longsor yang merusaka lahan dan bangunan rumah di Dusun Cimeong terjadi pada Bulan Januari tahun 2017."
"Pada waktu kejadian kami masih ingat, dengan bangunan rumah satu dengan lainnya itu beradu yang di akibatkan kondisi tanah ambles,” ujar Beni yang juga kakak dari Budin, Kamis (20/5/2021).
Beni di sela pembuatan kandang ayam berbahan bambu tadi menceritakan, pada saat kejadian itu tidak jauh seperti adegan film kiamat 2012.
Pasalnya, selain rumah, tiang listrik juga terlihat bergoyang.

Dentuman keras dari petir yang disertai turun hujan melengkapi suasana musibah bencana alam tersebut.
“Wah, waktu kejadian longsor itu, dor dar gelap keluar suara lebih keras, rumah beradu, tiang listrik goyang ke sana kemari dan sekarang membuat lokasi pemukiman menjadi kampung hingga sekarang,” ujarnya.
Sewaktu kejadian longsor, kata Beni tak ada warga yang jadi korban.
“Untuk musibah terjadi longsor gede- gedean, itu tidak ada korban jiwa dari kalangan dewasa dan anak – anak,” ujarnya.
Beni menambahkan, saat longsor semua warga bersama keluarga keluar rumah dan berhasil menyelematkan diri.
“Dulu waktu longsor, semua warga beserta keluarganya pada keluar menghindari tanah longsor. Saat hujan berlangsung disertai longsor, warga lain pun berhamburan keluar dari Dusun Cimeong,” katanya.
Pengalaman usai kejadian, kata Budin mengaku bahwa evakuasai barang atau peralatan rumah tangga itu menghabiskan waktu hingga satu minggu.
“Ya, saat sudah longsor terjadi dikemudian hari esoknya. Evakuasi peralatan dan rumah tangga yang tidak tertimbun tanah berhasil di amankan, itu waktunya kurang lebih hampir satu minggu. Apalagi saat angkut – angkut barang menggunakan mobil,” ujarnya.
Teramati di Perumahan relokasi terletak di Dusun Mekarsari, sejumlah warga tengah beraktivitas pada umumnya.
Kemudian berdasrkan data diterima itu ada sebanyak 60 KK dan ratusan jiwa telah menempati perumahan yang disediakan oleh pemerintah daerah.
"Alhamdulillah, ditempat yang baru ini cukup nyaman dan perasaan juga tak dihantui oleh ancaman bencana," katanya.