Reihan Kholik Warga Babakan Ciparay Hilang Terseret Ombak di Pantai Santolo, Rumahnya Tampak Sepi
Empat orang wisatawan asal Kota Bandung dikabarkan terseret ombak saat bermain air di Pantai Santolo, Cikelet, Kabupaten Garut, Minggu (16/5/2021).
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ravianto
Laporan wartawan Tribun Jabar.id, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Empat orang wisatawan asal Kota Bandung dikabarkan terseret ombak saat bermain air di Pantai Santolo, Cikelet, Kabupaten Garut, Minggu (16/5/2021).
Berdasarkan informasi yang diperoleh TribunJabar.id, keempat korban atas nama Rehan (14), Kresna (16), Cecep (24), dan Reihan Kholik (17) diketahui merupakan warga Jalan Babakan Ciparay Gang Ata Kiria 1 RT 02 RW 11, Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung.

Kecuali tiga korban pertama yang dinyatakan selamat, nama terakhir yakni, Reihan Khalik dikabarkan hingga kini masih dalam upaya pencarian tim SAR bersama petugas gabungan setempat.
Saat ditelusuri di kediaman Reihan Khalik, tampak bangunan berlantai dua yang merupakan rumah kontrakan, dengan daun pintu coklat dan warna pagar senada tersebut, tampak sepi dan tidak ada siapapun yang muncul saat TribunJabar.id berulang kali mengucapkan salam.
Di sisi lain, beberapa orang warga yang merupakan tetangga dari Reihan, tampak sudah berkumpul tepat di ujung gang Ata Kiria 1, sambil menunggu informasi lanjutan dari kondisi terkini terkait Reihan, yang hingga kini masih dalam pencarian setelah dikabarkan hilang.
Menurut penuturan Ketua RT 02 RW 11 Kelurahan Kopo, Dede Suherman mengaku, Ia bersama warga lainnya pertama kali mengetahui kabar perihal musibah yang menimpa keempat tetangganya tersebut dari media massa, sekitar pukul 11.20 WIB.
Dimana, saat diperolehnya kabar tersebut, ayah korban Reihan Kholik, Beni Siswanto masih berada di rumah dan tidak ikut rekreasi bersama istri (Fitriyanti) dan kedua buah hatinya.
Baca juga: Selain di Pantai Santolo, 4 Orang Tenggelam di Pantai Sayang Heulang Garut, Ini Identitas Mereka
Namun, setelah berkomunikasi dengan beberapa tetangga dan anggota keluarga lainnya, Beni Siswanto segera menyusul ke lokasi musibah tersebut.
"Kami (warga) menerima informasi musibah keempat warga kami di Pantai Santolo, Kabupaten Garut itu sekitar jam 11.20 WIB, tapi katanya kejadian disana itu antara jam 10.00 atau jam 11.00 WIB gitu."
"Saat informasi itu kami terima, saat itu, bapaknya Reihan (Beni Siswanto) ada di rumah dan yang di sana (Pantai Santolo) cuma ibu dan adiknya Reihan saja, tapi sekitar jam 12.00 atau 12.30 WIB, bapaknya berangkat menyusul ke sana," ujarnya saat ditemui Tribun Jabar di depan rumah Reihan Kholik, Minggu (16/5/2012).
Dede mengatakan, keluarga Beni Siswanto dan Fitriyanti sudah tinggal di rumah kontrakan dan menjadi warganya selama kurang lebih 15 tahun.
Oleh karena itu, baginya Reihan Kholik sudah Ia dianggap sebagai anak sendiri, terlebih Reihan lahir dan tumbuh di lingkungan tersebut.
Bahkan, menurut penilaiannya, Reihan Kholik merupakan anak yang baik, lugu, sopan, dan rajin beribadah di masjid Nurul Iman yang terletak tidak jauh dari kediaman Reihan Kholik.
"Bagi saya dia (Reihan Kholik) sudah saya anggap seperti anak sendiri, dia anak SMA, sifatnya baik, lugu, sopan sama orang yang lebih tua, dan juga kita sering salat berjamaah bareng, karena saya juga seorang guru ngaji, dia juga sering ikut ngaji dengan saya di Masjid Nurul Iman," ucapnya.
Dede menjelaskan, bahwa tujuan keempat warganya ke Pantai Santolo adalah menghabiskan masa libur lebaran, dan merupakan inisiatif sendiri bukan agenda yang direncanakan oleh pengurus RT maupun warga lainnya.
"Jadi Reihan itu berangkat bersama ibu dan adiknya juga teman-temannya yang juga warga di sini atas inisiatif sendiri untuk rekreasi liburan lebaran saja. Kami juga di sini belum tahu bagaimana kronologis musibah itu jelasnya, dan apa yang akan kami lakukan, karena masih menunggu kabar dari warga kami yang berangkat kesana," ujar Dede.
Meski demikian, selepas salat magrib atau isya, pihaknya bersama warga lainnya berencana menggelar doa bersama untuk keselamatan Reihan Kholik di Masjid Nurul Iman.
"Setelah salat magrib atau isya nanti kami akan menggelar doa bersama, agar yang terkena musibah, khususnya Reihan Kholik segera diketemukan, begitu juga bapak, ibu dan keluarganya diberikan ketabahan dan kesabaran. Intinya mudah-mudahan Reihan ditemukan dalam keadaan selamat," katanya.
Penilaian positif terhadap sosok Reihan pun disampaikan oleh Yayan Mulayana (32) yang merupakan salah seorang tetangga dari Reihan Kholik.
Menurutnya Reihan merupakan remaja masjid yang rajin salat berjamaah di Masjid Nurul Iman bersama warga lainnya.
Ia pun berharap, Reihan Kholik dapat segera diketemukan dalam kondisi apapun, serta bagi pihak keluarga agar terus diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah tersebut.
"Reihan ini anaknya baik ya, rajin ke mesjid juga, pokoknya remaja mesjid yang baik lah. Saya berharap mudah-mudahan Reihan ini dapat segera di ketemukan dalam kondisi apapun, tentunya kita semua berharap dia selamat.
Dan bagi keluarganya agar terus di sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan ini," katanya di lokasi yang sama. (Cipta Permana).