Berita Terpopuler Jabar

Berita Terpopuler Jabar, Keluarga Jalan Kaki Ratusan Kilometer demi Pulang Kampung| 3 Tewas di Garut

Ini dua berita terpopuler Jabar hari Jumat kemarin. Ada kisah sekeluarga jalan kaki ratusan kilometer untuk pulang kampung dan 3 warga tewas di Garut.

Editor: taufik ismail
Istimewa
Foto dari warganet yang sempat mengabadikan pasangan suami istri, Dani dan Masitoh yang sedang beristirahat di sebuah SPBU di Kota Banjar Kamis (6/5/2021). Pasangan suami isteri tersebut sembari membawa dua anaknya yang masih balita nekat berjalan kaki dari Gombong (Jateng) menuju Soreang Bandung untuk Pulang kampung karena d-PHK di tempat ia bekerja di sebuah usaha konfeksi rumahan di Gombong. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ada sejumlah berita menarik dari Jawa Barat di hari Jumat (7/5/2021).

Berita-berita tersebut masuk dalam berita terpopuler Jabar hari Jumat.

Yang paling menarik adalah kisah Dani dan keluarganya yang berjalan kaki ratusan kilometer.

Bersama istri dan dua anaknya yang masih balita Dani berjalan kaki dari Gombong, Jawa Tengah menuju Soreang, Kabupaten Bandung.

Jumat kemarin perjalanan mereka baru sampai Ciamis setelah berangkat sejak Minggu (2/5/2021) sore.

Kemudian di Garut ada kabar duka saat tiga orang tewas setelah diduga menghirup gas beracun.

Berikut ini berita populer Jabar selengkapnya :

Dani (38) dan Masitoh (36) sembari membawa dua anaknya yang masih balita nekat jalan kaki pulang mudik dari Gombong (Jawa Tengah) ke Soreang, Kabupaten Bandung karena tak punya pekerjaan setelah di-PHK di tempat kerjanya. Mereka berangkat dari Gombong pada Minggu (2/5) sore dan Jumat (7/5) siang baru sampai di Ciamis.
Dani (38) dan Masitoh (36) sembari membawa dua anaknya yang masih balita nekat jalan kaki pulang mudik dari Gombong (Jawa Tengah) ke Soreang, Kabupaten Bandung karena tak punya pekerjaan setelah di-PHK di tempat kerjanya. Mereka berangkat dari Gombong pada Minggu (2/5) sore dan Jumat (7/5) siang baru sampai di Ciamis. (Tribun Jabar/Andri M Dani)

1. Dani dan Keluarga Jalan Kaki Pulang Kampung Ratusan Kilometer

Kisah ini dialami Dani (38) dan istrinya Masitoh Aninur Lubis (36).

Mereka harus jalan kaki dari Gombong ke Bandung yang jaraknya ratusan kilometer sambil membawa dua anaknya yang balita.

Mereka berangkat dari Gombong, Jawa Tengah, menuju Kabupaten Bandung, tepatnya di sekitar Soreang.

Dani harus membawa pulang keluarganya ke Bandung karena di-PHK oleh tempat kerjanya.

Sudah enam hari ini mereka berjalan kaki menyusuri jalan berdebu di jalur selatan.

Keduanya membawa dua anaknya yang masih balita, Manpa (3 tahun 8 bulan) dan Hanum (1 tahun 5 bulan).

Dani dan keluarganya berangkat dari Gombong Minggu (2/5/2021) sore.

Jumat (7/5/2021) siang menjelang jumatan, Dani sekeluarga sudah sampai di Jl Ahmad Yani, Lingkungan Bolenglang, RT 03/05, Ciamis.

Mereka sedang berteduh di bawah pohon rindang di sisi jalan raya jalur selatan.

Kondisi mereka cukup lusuh karena telah menempuh perjalanan jauh.

Mereka menggunakan sandal jepit yang juga lusuh.

“Beginilah sehari-harinya, kalau lagi capek langsung berhenti. Kemudian terus melanjutkan perjalanan lagi,” ujar Dani kepada TribunJabar.id dan wartawan lainnya Jumat.

Menurut pengakuan Dani, ia sekeluarga terpaksa nekat jalan kaki pulang dari Gombong menuju Soreang karena sudah tidak punya apa-apa lagi setelah di-PHK dari perusahaan konfeksi rumahan di Gombong tempat ia semula bekerja.

Di Gombong, Dani tinggal di kontrakan.

Setelah tidak bekerja dan tidak punya apa-apa lagi, ia sekeluarga memutuskan untuk pulang ke Soreang, Kabupaten Bandung.

“Kami bukan mudik, tapi pulang kampung. Pulang karena di Gombong sudah tidak punya apa-apa lagi. Mudah-mudahan di Bandung nanti ada pekerjaan,” ucapnya.

Karena tidak punya apa-apalagi setelah tidak bekerja, Dani bersama istrinya sepakat pulang ke Bandung dengan berjalan kaki.

Masitoh tidak hanya mengendong anaknya yang bungsu Hanum, tapi juga tas gendong berisi pakaian mereka.

Berangkat dari Gombong Minggu sore kemarin, Dani hanya membawa bekal uang Rp 120.000.

“Tapi alhamdulillah, selama di perjalanan banyak yang bantu. Ada yang ngasih uang, ada yang ngasih makanan. Kami hanya berjalan di siang hari, kalau malam istirahat,” ujar Masitoh.

Menurut Masitoh, mereka memilih SPBU untuk istirahat malam sekaligus menumpang mandi.

“Setelah istirahat malam di pom bensin, pagi harinya melanjutkan perjalanan lagi,” katanya.

Selama enam hari dalam perjalanan dari Gombong sampai di Ciamis Jumat siang tersebut memang banyak yang bantu.

“Tapi ada juga yang menyangka kami nipu-nipu. Curiga, terserahlah, ini adalah perjalanan hidup kami. Mohon doanya kami selamat dalam perjalanan,” ujar Masitoh.

Masitoh menyebutkan mereka punya empat orang anak.

Yang sulung,  Eva (16) kini nyantri di sebuah pesantren. Sedangkan yang nomor 2, Ihsan (10) tinggal bersama neneknya di Jl Pancing Unmed, Medan.

“Yang ikut jalan Manpa dan yang digendong ini Hanum,” paparnya.

Karena musafir melakukan pejalanan jauh, Dani sekeluarga terpaksa tidak berpuasa.

Waktu tengah beristirahat di sisi Jl A Yani Jumat siang, mereka sedan makan dan minum.

Keberadaan Dani bersama istri dan dua anaknya yang sedang makan di sisi jalan tersebut tentu menjadi perhatian warga dan pengguna jalan yang sedang melintas.

“Alhamdulillah di perjalanan suka ada yang bantu, tidak hanya makanan dan minuman tetapi juga uang. Kadang juga tumpangan naik mobil,” ujar Dani.

Setiap hari mereka bisa melakukan perjalanan 25 km sampai 30 km, kadang lebih cepat kalau ada yang ngajak menumpang naik mobil.

Dani memperkirakan mereka akan sampai di Soreang pada hari kedua lebaran.

“Do’ain kami selamat,” katanya.

Petugas berhasil mengevakuasi korban keracunan septic tank di Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Tiga orang tewas dalam peristiwa ini.
Petugas berhasil mengevakuasi korban keracunan septic tank di Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Tiga orang tewas dalam peristiwa ini. (Istimewa)

2. Tiga Warga Garut Tewas

Tiga orang warga Garut meninggal dunia diduga karena menghirup gas beracun dari sebuah septic tank.

Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Cibening, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Garut Kota, Jumat (7/5/2021) siang.

Kapolsek Garut Kota Kompol Hermansyah membenarkan adanya tiga orang yang meninggal dunia di kawasan hukumnya.

"Kejadiannya tadi siang, korban berjumlah lima orang, tiga di antaranya meninggal dunia," ucapnya saat dikonfirmasi Tribunjabar.id.

Kejadian itu bermula saat seorang korban sedang membersihkan rumput di atas tebing setinggi empat meter.

"Saat korban, Ratna Sari (30) membersihkan rumput ditebing setinggi 4 meter, ia terpeleset jatuh ke dalam septic tank kemudian ditolong oleh suaminya," ucapnya.

Suherman menambahkan, saat mencoba menolong, suami Ratna pun kemudian ikut terperosok ke dalam septic tank.

Septic tank yang memiliki kedalaman mencapai enam meter membuat suaminya tersebut menjadi korban berikutnya karena diduga menghirup gas beracun.

Kemudian datang tiga orang lainnya  yang hendak membantu masuk ke dalam septic tank tersebut dan kemudian menjadi korban berikutnya.

Kedua korban berhasil selamat kembali naik ke atas dalam keadaan lemas.

Ketiga korban yang tidak sempat tertolong kemudian meninggal dunia di dalam septic tank tersebut.

"Korban berhasil dievakuasi oleh Damkar ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan," ucap Hermansyah.(andri m dani/sidqi ag)

Baca juga: Sepinya Pos Penyekatan di Kalipucang Pangandaran Jumat Malam, Tak Ada Pemudik yang Berani Melintas

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved