Tabah Sampai Akhir dan Bekerja dalam Senyap, 53 Awak KRI Nanggala-402 Kini Menunggu Diselamatkan

Tabah sampai akhir adalah moto kapal selam TNI Angkatan Laut Indonesia. Mereka bekerja di dalam senyap. Tak terlihat lawan dan kawan.

Editor: taufik ismail
KOMPAS.com CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Kapal selam KRI Nanggala-402 berlayar mendekati dermaga Indah Kiat di Kota Cilegon, Banten, beberapa waktu lalu. 

Sebagaimana diberitakan harian Kompas saat itu, Kolonel Tunggul Surapati, mantan Komandan Satuan Tugas Perbaikan KRI Nanggala-402, di Korsel, mengatakan, 75 persen struktur bagian atas kapal selam tersebut diganti dengan struktur baru.

Selain itu, sistem kendali senjata, radar, sonar, serta sistem komunikasi juga diganti menggunakan teknologi yang lebih canggih.

”Sekarang kemampuan kapal selam ini sudah setara dengan kapal selam negara-negara tetangga,” katanya.

Sepanjang 2017 sampai 2018, Indonesia menambah tiga kapal selam lagi. Dua buatan Korea Selatan dan satu lagi joint production yang dibuat di PT PAL dengan transfer teknologi dari Korea Selatan.

KRI Nanggala 402
KRI Nanggala 402 (Grid)

Karakter kerja kapal selam berikut awaknya, sebagaimana pernah disampaikan pemerhati militer, F Djoko Poerwoko, di harian Kompas pada 9 September 2009, selalu dalam sunyi.

Tugasnya jauh dari publikasi dan jarang terlihat lawan maupun kawan.

”Rakyat juga tidak perlu tahu di mana kapal selam TNI AL beroperasi. Yang terpenting mereka bertugas dengan senyap dan penuh dedikasi yang tinggi. Tugas mereka yang berat hanya mendapat perlakuan lebih dari negara, yaitu kenaikan gaji berkala yang datang setiap tahun, sedang prajurit TNI lainnya datang setiap dua tahun,” kata Djoko.

Selama 40 tahun beroperasi, KRI Nanggala 402 telah menyusuri perairan Indonesia mulai barat hingga timur, mulai utara sampai selatan. Sebagaimana kerja kapal selam di berbagai negara lainnya, KRI Nanggala 402 juga berpatroli di perairan perbatasan.

Pada Mei 2005, misalnya, saat hubungan Indonesia dan Malaysia menghangat karena sengketa blok Ambalat, KRI Nanggala 402 dioperasikan di kawasan tersebut. Saat itu, KRI Cakra 401 sedang menjalani perbaikan total di Korea Selatan.

”Mereka standby. Kalau ada apa-apa, peran kapal selam sebagai pengintai, penyusup, dan pemburu strategis bisa dikerahkan berdasarkan keputusan politik pemerintah,” kata Komandan Satuan Kapal Selam Kolonel Laut (P) Jeffry S Sanggel dalam salah satu pemberitaan harian Kompas, 7 Desember 2011.

Kini, KRI Nanggala-402 beserta 53 awaknya tengah menanti pertolongan. Semoga segera bisa ditemukan dan para awaknya dapat diselamatkan....

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tenggelamnya KRI Nanggala-402, ”Tabah sampai Akhir”.

Sumber: Kompas
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved