Aep Syaepuloh, Wakil Bupati Paling Tajir di Indonesia, Bicara tentang Karawang dari A sampai Z
Aep Syaepuloh dikenal sebagai pengusaha muda asal Kabupaten Karawang yang terbilang sukses. Ia pun dikenal sebagai sosok
Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Ichsan
TRIBUNJABAR.ID - Wawancara Ekslusif dengan Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh
Aep Syaepuloh dikenal sebagai pengusaha muda asal Kabupaten Karawang yang terbilang sukses. Ia pun dikenal sebagai sosok yang murah senyum dan dermawan di mata warga Kabupaten Karawang.
Pria kelahiran 7 Oktober 1978 itu dipinang oleh Cellica Nurrachadiana, Bupati Karawang petahana untuk mendampinginya sebagai wakil bupati pada Pilkada serentak 2020. Dan pasangan ini pun sukses memenangi pilkada yang cukup panas itu.
Pada Pilkada itu pula terungkap, harta kekayaan pria yang hobi mengendarai motor gede (Moge) itu terbilang fantastis. Dia tercatat sebagai calon bupati/wakil bupati paling tajir di Indonesia.
Dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang tercatat di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Aep Syaepuloh memiliki harta kekayaan sebesar Rp 391.744.609.664.
Untuk memiliki harta kekayaan sebanyak itu, Aep Syaepuloh bekerja keras sejak muda. Kisah sukses dan kedermawanannya pun telah menjadi inspirasi bagi setiap insan muda di Kabupaten Karawang.
Dalam satu kesempatan, kontributor Tribun Jabar, Cikwan Suwandi mewawancarai secara ekslusif Wakil Bupati Karawang itu di ruang kerjanya, belum lama ini. Berikut petikan wawancaranya dalam empat tulisan ini:

Baca juga: Persib Tak Ingin Imbang, PS Sleman Siap Melakukan Segala Cara untuk Jadi Penantang Persija di Final
Semua Melalui Proses Panjang
Sebelum terjun ke dunia politik, Aep Syaepuloh dikenal sebagai seorang pengusaha. Melalui PT Bintang Jaya Pratama Indonesia, PT Swastika Tunggal Pratama, dan PT Tri Panca Indonesia, pria alumnus SMA 2 Karawang itu kerap mengerjakan proyek-proyek swasta.
Selain bidang konstruksi, perusahaannya juga bergerak di bidang rental alat berat, general supplier, ekspedisi, hingga membangun properti. Menurutnya, menjadi pengusaha itu tidak mudah. Perlu memahami diri sendiri dan usaha yang dijalani.
“Bagaimana kita menjiwai passion kita. Dan jangan berharap perusahaan yang kita bangun akan langsung besar. Semuanya harus melalui proses yang panjang,” kata Aep, saat ditanya kiatnya menjadi pengusaha sukses.
Aep mengaku awalnya ia hanya seorang karyawan. Kemudian keluar dan memberanikan diri membuat perusahaan. Menurutnya gagal itu adalah risiko yang harus diterima. Namun yang pasti kita harus belajar dari kegagalan.
“Alhamdulillah, saya mulai dari membangun sebuah CV, perusahaan kecil. Lalu butuh waktu tiga tahun untuk membangun PT pada 2008. Dengan membangun PT saya harus menyiapkan team work dan tenaga kerja yang lebih profesional. Tetapi tidak gampang juga karena diperlukan konsistensi dan kesabaran dalam prosesnya dan tentunya perlu dukungan dan doa dari orang-orang terdekat,” kata Aep.
Mengenai perbedaan dulu sebagai pengusaha dan kini menjadi wakil bupati, menurut Aep, ia kini sudah melepas semua perusahaannya. Tidak lagi jadi direktur dan tidak ada sama sekali embel-embel perusahaan. Sepenuhnya mengemban tugas sebagai wakil bupati.
“Saya sekarang orang baru dalam pemerintahan. Bagaimana saya harus mensinergikan kebijakan pemerintah pusat, provinsi maupun kebijakan bupati yang kemudian diaplikasikan oleh dinas-dinas,” kata Aep.
Baca juga: Grand Final Indonesia Idol Malam Ini, Mark dan Rimar Tak Sangka Sampai Partai Puncak
Saat disinggung mengapa terjun ke dunia politik yang kerap disebut kotor dan penuh intrik, padahal hidup sudah berkecukupan, Aep mengaku ia banyak mengenal para politikus dan aktivis lokal maupun nasional. Dari mereka lah ia banyak belajar tentang dunia politik.
“Memang ada yang berbicara jika politik itu penuh intrik dan kotor. Tetapi tinggal dibalikin lagi kepada diri kita sendiri. Yang penting niatnya, Insya Allah dengan memberikan yang terbaik bagi masyarakat tentunya dengan nilai ibadah dan dasar pengalaman saya memimpin perusahaan, saya harus bisa bermanfaat untuk kepentingan masyarakat Karawang,” katanya.
Aep pun mengungkapkan bahwa salah seorang yang mengajaknya terjun ke dunia politik adalah Saan Mustopa, anggota DPR RI yang juga Ketua DPD Partai Nasdem Jawa Barat.
“Kang Saan Mustopa banyak memberikan pengenalan tentang politik. Bagaimana politik bisa memberikan manfaat untuk membangun dan menyejahterakan masyarakat. Juga bagaimana cara kita mencari keberkahan melalui politik. Jadi saya kira itu tergantung kepada diri kita sendiri,” ujar Aep.
Baca juga: Hari Ini Hari ke-7 Ramadan 1442 H, Berikut Ini Penjelasan Keutamaan 10 Hari Pertama Puasa
Solusi Banjir Bikin Situ Baru
Banjir menjadi salah satu masalah yang berlarut-larut di Kabupaten Karawang. Di pemerintahan Cellica Nurrachadiana-Aep Syaepuloh, percepatan penanganan banjir akan menjadi satu prioritas mereka.
"Banjir memang menjadi salah satu masalah di Karawang. Dan itu menjadi prioritas ibu Cellica dan saya untuk segera melakukan pencegahan dan penanganannya," kata Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh.
Seperti penanganan banjir di Perumahan BMI 1 dan BMI 2 di Kecamatan Cikampek, pihaknya kata Asep, masih melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Salah satu solusi yang akan ditawarkan adalah melalui pembuatan situ baru di lahan milik Kementerian PUPR. "Karena Situ Kamojing sudah tidak memungkinkan. Kemudian perbaikan sypon Cikaranggelam juga harus ada normalisasi," kata Aep.
Selain itu penanganan banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Cikalapa, Pemkab Karawang juga tengah mengkoordinasi sejumlah kawasan industri dari KIIC, KJIE, Sandiego Hills dan sejumlah kawasan lain untuk ikut berperan penanganan banjir Cikalapa.
Pasalnya, hampir sejumlah drainase kawasan industri membuang air ke Sungai Cikalapa. "Dinas PUPR dan kawasan industri sedang hitung-hitungan, bagaimana mereka harus menyelesaikan banjir di Sungai Cikalapa," kata Aep.
Teknisnya apakah dilakukan normalisasi karena ada penyempitan sungai atau solusi lain. “Makanya kami melibatkan industri agar ikut berperan dalam menangani banjir di sana,” kata Aep.

Baca juga: Link Nonton dan Sinopsis Ikatan Cinta 19 April 2021: Pertanyaan Mama Rosa Bikin Tegang, Al Berkelit
Geser Kinder Joy oleh Produk UMKM
Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh ingin menggeser kinder Joy dari rak depan kasir minimarket dengan menggantinya oleh produk UMKM Karawang.
"Memajukan UMKM merupakan target utama saya, salah satunya melalui pembinaan dan membantu bagaimana pemasarannya," kata Aep.
Aep mengatakan untuk mengembangkan pasar UMKM di Karawang, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan minimarket yang beroperasi di Karawang.
Menurut Aep, koordinasi dengan minimarket ini agar mereka turut memasarkan produk-produk UMKM. Bagaimana agar minimarket itu membuat rak khusus untuk produk UMKM Karawang. "Jadi saya ingin rak produk UMKM Karawang ini ada depan kasir, bisa dibilang geser Kinder Joy," kata Aep.
Saat ini Pemkab Karawang masih melakukan pembahasan distribusi produk-produk UMKM Karawang ke minimarket. "Bagaimana deliveri-nya masih kita bahas," ujarnya.
Kemudian pembahasan lainnya adalah soal pembayaran. Menurut Aep, pihaknya telah membuka bahasan kepada minimarket untuk bisa dibayarkan dalam waktu satu minggu atau paling lama sepuluh hari. "Kita doakan saja, semoga ikhtiar pemerintah untuk kemajuan UMKM Karawang ini bisa terlaksana dengan baik," katanya.
Menurut Aep, UMKM merupakan salah satu benteng ekonomi lokal yang harus dijaga dan dikembangkan. Pasalnya, ketika terjadi bencana ekonomi, UMKM adalah bentengnya.

Baca juga: Ada Apa dengan Nathalie Holscher dan Sule? Menangis dan Sebut Kuat, Foto dengan Suami Menghilang
Karawang Sudah Berubah Drastis
(tulisan dalam bentuk tanya jawab)
Bagaimana pandangan Anda tentang Karawang?
Karawang dulu dikenal sebagai lumbung padi. Saat ini memang masih, tetapi kita masih kalah dengan Indramayu dan Subang. Terkait hal ini Ibu Bupati telah mencoba mempertahankan kekuatan pangan kita dengan mempertahankan lahan dan memperbaiki teknologi pertanian.
Melihat kondisi seperti itu apa yang harus dilakukan?
Kita harus mampu mempertahankan ekonomi bidang pertanian. Banyak yang sudah dilakukan, pemerintah selalu membantu petani untuk meningkatkan produktivitas lahannya.
Kalau sekarang kondisinya seperti apa?
Dalam sepuluh tahun terakhir Kabupaten Karawang menjadi salah satu kabupaten dengan angka pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Dengan potensi ribuan pabrik di sejumlah kawasan indsutri, ribuan hektare lahan pesawahan dan 2,2 juta penduduk.
Ini artinya apa?
Iya artinya sudah terjadi perubahan besar di Kabupaten Karawang, dulu hanya dikenal dengan potensi pertaniannya. Hampir seluruh wilayah pinggiran ibu kota Jakarta ini hanya persawahan. Pertanian hanya menjadi satu-satunya penopang ekonomi masyarakat.
Berarti Karawang lambat laun akan meninggalkan sektor pertanian?
Bukan seperti itu, saat ini Karawang telah berbeda jauh terutama perubahan perekonomian dan sosial masyarakatnya. Bagaimana wilayah industri mengubah sosial ekonomi warga Karawang. Dengan banyaknya perubahan saat ini dan banyaknya proyek nasional maka daerah harus mampu mengimbangi pembangunan.
Apa yang harus dipersiapkan untuk itu?
Iya ke depan akan terjadi perubahan yang sangat drastis. Sehingga diperlukan persiapan pembangunan yang tepat untuk menopang kesejahteraan warganya. Sektor pertanian tetap harus menjadi salah satu unggulan yang perlu dikembangkan ke depan agar Karawang memiliki daya saing dengan daerah pertanian lain khususnya di Jawa Barat.
Jadi bayangan Anda ke depan itu Karawang akan seperti apa?
Ke depan, perencanaan dan aplikasi pembangunan tidak boleh kalah dengan laju pertumbuhan masyarakat di Karawang. Terlebih, semua perencanaan dari pemerintah pusat dan provinsi Jawa Barat yang berada di Karawang langsung bersentuhan dengan proyek-proyek nasional. Jadi pembangunan itu harus dipikirkan jangka waktu untuk puluhan tahun ke depan. Untuk anak cucu kita.
Bisa dijelaskan contoh konkretnya seperti apa?
Iya seperti pembangunan infrastruktur jalan. Dengan bertambahnya penduduk dan jumlah kendaraan maka tidak akan sebanding dengan luas jalan saat ini. Untuk itu perbaikan jalan, terutama perluasan dan kebijakannya harus terpikirkan untuk puluhan tahun ke depan. Jangan sampai justru nantinya jadi masalah yang berlarut-larut. ***