Masjid Agung Ciamis
Beduk dan Kohkol Masjid Agung Ciamis Peninggalan Kanjeng Dalem, Usianya Lebih dari Satu Abad
Masjid Agung Ciamis dibangun tahun 1882 oleh bupati ke-16 Galuh, RAA Kusumadiningrat (1839-1886), yang saat itu tengah menata Kampung Cibatu.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Hermawan Aksan
Bangunan KUA yang ada di halaman masjid ludes terbakar, saung tempat beduk dan kohkol pun kena sambaran api.
Tapi beduk dan kohkol dan sebagian besar bangunan masjid selamat.
Masjid Agung Ciamis tahun itu juga dibangun kembali oleh bupati Ciamis waktu itu Rd Yoesoef Soeryasaputra.
Inilah untuk pertama kali Masjid Agung Ciamis berganti bentuk dari bangunan aslinya.
Atap kerucut segitiga runcing diganti atap seng dengan menara besar di tengah.
Setelah itu sampai sekarang, Masjid Agung Ciamis menurut Ketua DKM Masjid Agung Ciamis, Ustadz H Wawan S Arifin, kepada Tribun Jabar, Minggu (18/4/2021), sudah lima kali mengalami revonasi.
Renovasi terakhir (kelima) dilakukan saat H Oma Sasmita menjadi Bupati Ciamis (Bupati ke-36).
Renovasi pada tahun 2002 bentuk Masjid Agung Ciamis nyaris berubah total dengan menghabiskan dana sekitar Rp 11 miliar dari pengerahan infak PNS.
Menteri Agama RI waktu itu, H Said Agil Munawar, pun berkesempatan meninjau proses revonasi Masjid Agung Ciamis.
Renovasi total tahun 2002 hasilnya seperti yang terlihat saat ini, bangunan masjid yang megah dengan dua menara tinggi menjulang di halamannya.
Lantai masjid yang dikelilingi pohon kurma tersebut terbuat dari batu granit mewah.
Dari lima kali direvonasi tersebut, Masjid Agung Ciamis sudah kehilangan bentuk aslinya.
Juga sudah tidak ada lagi peninggalan Kanjeng Perbu yang tersisa dari bangunan asli masjid.
Kecuali sebuah beduk dan sebuah kohkol yang sekarang masih tersimpan dan terawat di lantai 2 Masjid Agung Ciamis.
“Sewaktu Masjid Agung diresmikan tahun 1902, beduk dan kohkol ini sudah ada. Jadi usianya sudah lebih dari satu abad,” ujar H Kurnia Sumantri, salah seorang pengurus DKM Masjid Agung Ciamis, kepada Tribun.