Malam-malam Dedi Mulyadi Datangi Gubuk Gadis yang Viral di Pandeglang, Ini yang Dilakukannya

Dedi Mulyadi menyambangi rumah Siti Nuraida, gadis asal Pandeglang yang viral karena tinggal di gubuk reyot.

Editor: taufik ismail
TribunBanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan
Siti Nuraida (16) dan keponakan Asiyah (8) tinggal saat ditemui di rumah reyotnya di Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Rabu (7/4/2021). Aida sejak usia tiga tahun sudah ditinggal ibundanya yang meninggal dunia dan ayahnya yang menikah lagi. 

Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan

TRIBUNJABAR.ID, PANDEGLANG - Kisah hidup yang dialami seorang siswi kelas 1 SMK di Pandeglang yang hidup sendiri di sebuah gubuk reyot mengundang perhatian sejumlah pihak.

Orang yang juga bersimpati terhadap Nuraida adalah anggota DPR RI Dedi Mulyadi.

Sejak kecil Siti Nuraida hidup sendiri di sebuah gubuk di Kampung Cimanggu RT 02/01, Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Baca juga: Tata Cara dan Niat Salat Tarawih 8 Rakaat dan Salat Witir 3 Rakaat, Mulai Dilaksanakan Malam Ini

Baca juga: LINK LIVE STREAMING Sidang Isbat Penentuan Awal Puasa Ramadhan 1442 H, Tayang Sekarang!

Pada Sabtu (10/4/2021) malam, Siti Nuraida mendapat tamu tak terduga.

Dedi Mulyadi yang juga mantan bupati Purwakarta mendatangi rumah Nuraida.

Selain berbincang tentang perjalanan hidupnya, gadis yang akrab disapa Aida ini mendapat bantuan sembako dan sejumlah uang dari pemilik channel YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL tersebut.

"Ya, kemarin Pak Dedi datang malam-malam sekali. Kemudian menanyakan alamat tinggal saya dan kebetulan tetangga saya langsung menunjukkan rumah uwak saya," ujar Aida saat ditemui TribunBanten.com di kediamannya, Pandeglang, Senin (12/4/2021).

Aida mengatakan, Dedi Mulyadi memberikan bantuan sembako berupa beras, mi instan, dan lainnya.

Rumah pelajar bernama Siti Nuraida (16) di Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Rabu (7/4/2021), tampak reyot dan lapuk. Aida sejak usia tiga tahun sudah ditinggal ibundanya yang meninggal dunia dan ayahnya yang menikah lagi.
Rumah pelajar bernama Siti Nuraida (16) di Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Rabu (7/4/2021), tampak reyot dan lapuk. Aida sejak usia tiga tahun sudah ditinggal ibundanya yang meninggal dunia dan ayahnya yang menikah lagi. (TribunBanten.com)

Bantuan sembako itu untuk dirinya dan keponakan, Aisyah (8), anak kakak perempuannya, yang dititipkan kepadanya.

"Selain sembako juga ada uang yang diamplopkan senilai Rp 1,5 Juta kepada saya. Uang itu nantinya akan saya gunakan untuk memperbaiki rumah juga, takutnya kurang," ujarnya.

Aida mengatakan, bantuan terus berdatangan kepadanya dalam beberapa hari terakhir ini setelah kisah hidupnya diberitakan di media massa dan viral di media sosial.

Seperti diberitakan TribunBanten.com sebelumnya, Aida tinggal sebatang kara di sebuh gubuk reyot berukuran 6x8 meter persegi peninggalan neneknya sejak usia 3 tahun.

Aida harus menerima kenyataan hidup sebatang kara setelah ibundanya meninggal dunia pada 2005 dan tak lama kemudian ayahnya pergi meninggalkannya karena menikah lagi.

Sejak kecil hingga kini kelas 1 SMK, seorang Aida hidup mandiri di rumah reyot tersebut. 

Ia hanya mendapat kasih sayang dari kakak perempuan dan saudaranya yang juga tinggal dekat rumahnya.

Bahkan, Aida sudah hidup mandiri total setelah kakak perempuannya menikah dan tinggal bersama suami di wilayah lain.

Dan pada awal 2021 atau tiga bulan lalu, Aida mendapat tanggung jawab baru.

Kakak perempuannya bercerai dan memutuskan merantau bekerja di Jakarta. Dan sejak itu, kakaknya menitipkan anaknya bernama Aisyah yang masih berusia 8 tahun kepadanya. 

Kini, Aida mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih karena sejumlah dermawan datang memberikan bantuan untuk membangun rumahnya dan kebutuhan sehari-harinya.

Selain dari Dedi Mulyadi, bantuan tersebut datang dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Dinas Sosial Kabupaten Pandeglang, dan warga sekitar.

Ia mendoakan para donatur mendapat ganjaran dari Tuhan Yang Maha Esa.

Saat TribunBanten.com berkunjung, sejumlah pekerja tampak tengah sibuk membangun rumah Aida.

Aida mengaku senang karena kini rumah peninggalan neneknya yang hampir roboh mulai dibangun dengan dinding bata dan semen.

"Saya berterima kasih kepada kang Dedi Mulyadi dan seluruh orang yang telah berbaik hati membantu saya dan keponakan saya agar dapat hidup layak lagi," ucap Aida.

Artikel ini telah tayang di Tribunbanten.com dengan judul Dedi Mulyadi Sambangi Nuraida, Pelajar yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot di Pandeglang.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved