Suara Ridwan Kamil Bergetar, Menahan Haru Saat Peletakan Batu Pembangunan Masjid Syaikh 'Ajlin

Dimulainya pembangunan kembali Masjid Syaikh 'Ajlin di Gaza, Palestina, menjadi momentum yang sangat emosional bagi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat berpidato dalam acara seremoni peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan kembali Masjid Syaikh 'Ajlin di Gaza, Palestina, Rabu (7/4/2021). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dimulainya pembangunan kembali Masjid Syaikh 'Ajlin di Gaza, Palestina, menjadi momentum yang sangat emosional bagi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Masjid yang dihancurkan Israel pada 2014, menyisakan puing-puing.

Ridwan Kamil sendiri menjadi arsitek perancang masjid yang akan terlahir kembali melalui donasi masyarakat Indonesia tersebut. 

Kegiatan seremoni peletakan batu pertama Masjid Syaikh 'Ajlin pun dilakukan di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (7/4/2021).

Acara ini terhubung melalui siaran langsung secara digital dengan lokasi pembangunan masjid di Kampung Syaikh 'Ajlin di pinggir pantai Gaza.

Disampaikan dalam Bahasa Inggris dan didengar langsung oleh masyarakat di Indonesia dan Palestina, sambutan Ridwan Kamil sempat terhenti sejenak beberapa kali.

Ridwan Kamil berusaha menahan rasa haru, sedih, dan rasa semangat untuk melanjutkan pidato sambutannya.

Ridwan Kamil tak kuasa menahan emosinya dengan berhenti sejenak dan berkali-kali menghela napas saat menyampaikan semangatnya membantu rakyat Palestina untuk membangun kembali masjid-masjid yang telah dihancurkan Israel.

Baca juga: Persib Hanya Bawa 20 Pemain, Jumlah Kiper Sudah Pasti Dikurangi, Berangkat Besok

Baca juga: Petani di Desa Suntenjaya Lembang Kewalahan Terima Orderan Sayuran, Padahal Dulu Sulit Menjualnya

Baca juga: Masih Lajang Meski Berusia 58 Tahun, Pria Ini Ingin Lamar Ibunya Eh Dapat Anak Masih 19 Tahun

"Hari ini kita menjadi saksi pembangunan kembali Masjid Syaikh 'Ajlin yang pada 2014 dihancurkan oleh Israel. Tapi dengan semangat kita, dengan jihad kita.., jika seseorang.., jika seseorang menghancurkan satu masjid, kita akan membangun 1.000 masjid lagi," kata Ridwan Kamil dengan suara yang bergetar, disaksikan ibundanya tercinta, Tjutju Sukaesih, yang ikut hadir dalam acara tersebut.

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan masyarakat Indonesia harus bersyukur bisa dengan aman mendirikan masjid dan beribadah dengan aman di Indonesia.

Sedangkan, mendirikan masjid dan beribadah di Palestina membutuhkan perjuangan yang sampai mempertaruhkan nyawa.

Suara Ridwan Kamil kembali bergetar dan pidatonya berhenti sejenak saat menyampaikan harapannya jika masjid ini telah selesai dibangun dan dapat dimanfaatkan oleh warga Gaza.

"Kami berharap dengan peletakan batu pertama ini, Allah akan memberi kelancaran. Menjadi tempat ibadah, tempat mujahidin Palestina, melahirkan ribuan hafiz Alquran..., jadi pusat peradaban Gaza," katanya.

Terakhir, pada bagian penutup pidato, Ridwan Kamil kembali menghela napas berkali-kali saat membacakan penggalan Surat Ali Imran ayat 159 yang artinya adalah "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah."

"Faidza ‘azamta... Faidza 'azamta fatawakkal ‘alallah. Dengan mengucap bismillah, dengan ini pembangunan kembali Masjid Syaikh 'Azlin secara resmi dimulai," kata Kang Emil yang kemudian mengucapkan takbir.

Ditemui setelah acara, Ridwan Kamil mengatakan perjalanan perancangan masjid ini memang emosional karena masyarakat di Gaza menghadapi masalah yang jauh lebih rumit dibandingkan di Indonesia saat akan mendirikan masjid.

Baca juga: Anda Perlu Tahu, Niat Puasa Ramadan dan Sembilan Hal yang Membatalkan Puasa

Baca juga: RAMALAN ZODIAK Cinta Kamis 8 April 2021, Libra Bisa Merasakan Pesona dalam Cinta Anda

"Karena kalau saya mendesain masjid di Indonesia, problemnya sedikit, tidak terlalu masalah. Tapi di Gaza luar biasa, makanya panjang. Tapi saya punya kesaksian, barang siapa memulai membangun masjid, saya tidak pernah melihat ada masjid yang tidak selesai, mau cepat lambat, insya Allah selesai," katanya.

Dia menjadi emosional karena juga membayangkan warga Gaza yang salat dalam kondisi yang tidak kondusif, tempat seadanya selama bertahun-tahun, karena masjidnya hancur.

"Jadi emosional karena situasinya sulit. Bisa membayangkan bertahun-tahun tidak salat di masjid karena tidak ada tempat. Jadi sebelum saya desain, salatnya di tenda kawinan saking daruratnya. Kena hujan, kena angin, tapi mereka tetap salat berjemaah. Mudah-mudahan peristiwa bersejarah ini menguatkan kebaikan kita tak ada batas politik," katanya.

Dia mengatakan, dari kebutuhan biaya pembangunan Rp 20 miliar, baru terkumpul dana 30 persennya.

Karena itu, Ridwan Kamil mengajak masyarakat atas nama kemanusiaan dan ukhuwah islamiyah untuk membantu sedekah atau infak secara langsung dan digital untuk menggenapkan kemuliaan seluruh pembangunan masjid ini. 

"Saya sebagai gubernur tentu akan mengajak perusahaan, orang yang punya kelebihan harta, untuk turun," katanya.

Masjid semangat perjuangan

Dalam pidatonya, Ridwan Kamil mengatakan masyarakat Indonesia akan selalu mencintai Palestina. Indonesia akan selalu berdiri di bersama Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina

"Cinta ini ada sejak dahulu, sejak 1955, saat di Bandung diselenggarakan Konferensi Asia-Afrika, yang menghasilkan Dasa Sila Bandung, yang menjadi dasar untuk melawan kolonialisasi, baik di negara Asia mapupun Afrika. Makanya jika masih ada yang belum merdeka dari kolonialisasi, masyarakat Indonesia akan berjuang untuk kemerdekaannya. Indonesia akan berjuang bersama Palestina," katanya.

Saat mendesain masjid, katanya, dia melakukannya dengan penuh semangat dan kebanggaan. Sebab dia selalu berupaya memanfaatkan keahliannya sebagai arsitek sedapat mungkin untuk membantu sesama.

Bentuk masjid Syaikh Ajlin tersebut sangat futuristuk.

Awalnya, Ridwan Kamil menawarkan empat desain masjid, namun akhirnya masyarakat Gaza memilih bentuk yang futuristik tersebut. 

Tampak depan, bentuk masjidnya mirip deretan bambu runcing yang berdiri tegak, dibelai sentuhan futuristik khas bangunan rancangan Ridwan Kamil.

Bambu runcing, senjata tradisional Bangsa Indonesia saat memperjuangkan kemerdekaan, menjadi corak utama masjid yang berdiri di atas tanah yang juga tengah diperjuangkan kemerdekaannya tersebut.

"Karena saya senang mensimbolisasi nilai Islam ke dalam geometri, saya pilih tiga nilai tadi. Makanya ada struktur yang tinggi di tengah, itu habluminallah, di kanannya hablumminannas dan hablumminal alam. Bahwa kita harus seimbang dalam hubungan kepada Allah, manusia, dan mencintai alam," katanya.

Masjid ini memiliki tiga lantai karena masjid ini bukan hanya tempat salat, tapi juga menjadi tempat belajar atau madrasah.

Itulah kenapa sebelum dihancurkan pada 2014, sudah ribuan penghafal Alquran lulus dari masjid Syeikh 'Ajlin yang lama. 

"Sehingga dalam program apa yang perlu dibangun, mereka berharap agar dihadirkan tempat bersekolah. Kemudian karena diminta oleh Aman Palestina dan masyarakat di Gaza untuk mendesain, tentulah itu sebuah kehormatan," katanya.

Direktur Aman Palestin Indonesia Miftahuddin Kemal mengatakan masjid ini pernah didirikan pada 1957.

Namun, pada serangan Israel tahun 2014 masjid tersebut hancur lebur hingga berpuing-puing.

"Nama masjid dinisbatkan kepada tokoh mujahiddin, ahli syariah, alim ulama, dan ahli tassawuf. Bayangkan ketika saat masjid tersebut hancur lebur oleh Israel, orang-orang salat di tenda darurat, mereka juga salat di bawah pasir pantai di bawah terik matahari dan di bawah guyuran hujan," ujarnya.

Rencananya pembangunan masjid ini akan menelan anggaran Rp 20 miliar. Untuk sementara dana yang masuk sebesar Rp 2,08 miliar dari Pemprov Jabar dan Rp 1,97 miliar dari Wakaf Salman. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved