Gempa Bumi

Waspadai Potensi Gempa Bumi dan Tsunami di Zona Megathrust, Tagana di Pangandaran Lakukan Hal Ini

Tujuan penanaman mangrove itu untuk meminimalisasi dampak gempa bumi dan tsumani yang berpotensi terjadi karena zona megathrust.

Penulis: Padna | Editor: Hermawan Aksan
tribun jabar
Untuk mengantisipasi gempa dan tsunami, ribuan pohon mangrove ditanam. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Kementerian Sosial melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) menanam 2,7 juta bibit pohon mangrove di seluruh Indonesia. 

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Safii Nasution, mengatakan, penanaman mangrove dilakukan secara gotong-royong yang melibatkan semua anggota Tagana setempat.

Tujuannya untuk meminimalisasi dampak gempa bumi dan tsumani yang berpotensi terjadi karena zona megathrust

Baca juga: Sering Ditulis di Rilis Soal Gempa Bumi dari BMKG, Ini Pengertian Skala MMI

Baca juga: Ini 7 Hal Penting yang Perlu Diwaspadai Setelah Terjadi Gempa Bumi, Periksa Lingkungan Sekitar

"Hal ini juga untuk melakukan pemulihan ekosistem pesisir,” ujar Safii melalui siaran pres di Pangandaran, Selasa (30/3/2021). 

Mangrove merupakan satu ekosistem pesisir yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan manusia. 

"Semoga masyarakat dapat menjaga dan merawat bibit mangrove yang ditanam serta dapat merasakan manfaat keberadaan ekosistem mangrove," ucapnya. 

Kegiatan penanaman manggrove ini merupakan bagian kegiatan ulang tahun ke-17 Tagana. 

Pelatihan Tagana
Pelatihan Tagana (istimewa)

Safii menambahkan, puncak peringatan HUT Tagana dipusatkan di Kabupaten Pangandaran

Selain melakukan penanaman bibit mangrove, kata Safii, Kemensos juga melakukan peningkatan kapasitas kemampuan dasar penyelamatan yang harus dimiliki Tagana

Ketiga kemampuan dasar itu adalah vertical rescue, water rescue, dan pertolongan pertama gawat darurat (PPGD). 

Vertikal recue adalah penyelamatan korban bencana yang berada di dasar jurang atau daerah yang lebih rendah. 

Water rescue merupakan pertolongan kepada korban bencana atau kecelakaan yang berada di air. 

Adapun pertolongan pertama gawat darurat (PPGD) adalah pemberian pertolongan pertama kepada korban bencana atau kecelakaan sebelum tim medis tiba di lokasi kejadian. 

"Semua materi ini kami berikan kepada semua personel Tagana sebagai bekal mereka untuk terjun ke lokasi bencana."

"Jika ada yang kena bencana dan kebetulan hanya ada personel Tagana di sana, maka dia bisa memberikan pertolongan pertama sebelum tim medis dan SAR datang," ucap Safii. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved