DPRD Kota Bandung Dorong Pemkot Revitalisasi Peninggalan Sejarah, Khususnya Bandung Lautan Api
Peninggalan sejarah menjadi saksi bisu dari sisa perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia tersebar di berbagai titik di Kota Bandung.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Giri
Laporan wartawan TribunJabar.id, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Peninggalan sejarah menjadi saksi bisu dari sisa perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia tersebar di berbagai titik di Kota Bandung.
Selain Monumen Bandung Lautan Api yang terletak di Taman Tegalega, juga terdapat sepuluh stilasi atau bangunan menyerupai tugu berbentuk limas dengan tinggi sekitar kurang dari satu meter. Ada pelat tembaga pada bagian sisinya yang memuat sebuah kalimat yang merupakan teks dari lagu Halo-Halo Bandung.
Sedangkan pada sisi lainnya terdapat pelat tembaga memuat peta dan rute dari lokasi berdirinya stilasi-stilasi tersebut. Juga sebuah penjelasan tentang fungsi dari sebuah tempat tersebut pada zaman perjuangan dulu, dan fungsi saat ini.
Meski memiliki nilai historis yang sangat berharga, kenyataannya stilasi-stilasi tersebut tampak tidak terawat, bahkan keberadaannya pun jarang diketahui oleh masyarakat umum.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan, mendorong Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) agar segera merevitalisasi sejumlah stilasi-stilasi di Kota Bandung.
Baca juga: Harga Daging Sapi di Pasar Panorama Lembang Masih Stabil, Lebih Murah Dibanding Cabai Rawit
Baca juga: Pelantikan Bupati dan Wabup Terpilih Kabupaten Tasik Kemungkinan Dilaksanakan Awal April
Sebab, selain berfungsi sebagai penanda peninggalan sejarah, stilasi itu merupakan sarana edukasi bagi masyarakat Kota Bandung untuk lebih memahami dan menghargai perjuangan dari para pahlawan bangsa.
"Enggak heran kalau masih banyak warga Bandung yang tidak memahami esensi dari peringatan Bandung Lautan Api. Karena stilasi dan tanda-tanda bukti peninggalan sejarahnya sendiri tidak terlihat jelas dan diketahui masyarakat. Hal ini disebabkan semangat untuk memelihara dan melestarikan nilai peninggalan sejarah yang belum serius dilakukan," ujarnya di Gedung DPRD Kota Bandung, Selasa (23/3/2021).
Tedy menuturkan, Pemkot Bandung tak hanya belum semangat memelihara dan melestarikan peninggalan sejarah.
Tapi juga belum melakukan penataan kawasan bersejarah untuk mempertegas keberadaannya. Selain itu belum meningkatkan value dari sebuah peninggalan sejarah.
Bahkan, menurutnya, melihat lokasi-lokasi berdirinya stilasi tersebut, yang saling terhubung satu sama lain, mulai dari Jalan Ir. H. Djuanda hingga Jalan Mohamad Toha, memiliki potensi untuk terwujudnya wisata edukasi sejarah di Kota Bandung. Satu di antara caranya dengan membuat lajur sepeda yang menyusuri rute dari stilasi-stilasi tersebut.
Baca juga: Kecamatan Majalengka Sumbang Kasus Covid-19 Aktif Tertinggi di Kota Angin, 3 Kecamatan Zero Kasus
Baca juga: Setelah Amanda Manopo, Kini Glenca Pemeran Elsa Ikatan Cinta Cover Lagu TBW, Suaranya Tuai Pujian
Oleh karena itu, dengan upaya revitalisasi serta sosialisasi dan edukasi yang dilakukan secara masif dari setiap peninggalan sejarah, Disbudpar dapat menjadi trigger mewujudkan wisata edukasi sejarah di Kota Bandung.
Hal itu bisa dilakukan dengan menggandeng kerja sama dengan instansi dan mitra terkait lainnya, seperti Dishub, Bandung Heritage, termasuk para penyedia jasa hotel.
"Bila itu mampu direalisasikan, maka bukan hanya berpotensi meningkatkan kunjungan wisatawan, tapi juga membantu pemulihan ekonomi yang juga pertumbuhan PAD (pendapatan asli daerah) Kota Bandung. Karena, bila mengandalkan Bandros akan sulit untuk mewujudkan wisata edukasi sejarah tersebut," ucapnya.
Tedy menambahkan, penanda peristiwa Bandung Lautan Api harus benar-benar dipahami masyarakat Bandung.