Di Waktu Hampir Bersamaan, Kepala Sekolah Meninggal dan Dua Guru Reaktif Covid-19 di Majalengka
Pada waktu yang hampir bersamaan, dua peristiwa terkait kasus Covid-19 terjadi di SMKN 1 Kadipaten , Kabupaten Majalengka
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Pada waktu yang hampir bersamaan, dua peristiwa terkait kasus Covid-19 terjadi di SMKN 1 Kadipaten , Kabupaten Majalengka.
Ketua Satgas SMKN 1 Kadipaten Majalengka, Arsadi membenarkan bahwa kepala sekolah tersebut telah meninggal dunia pada, Senin (23/3/2021).
Yang bersangkutan meninggal saat tengah dinyatakan positif Covid-19 seusai berobat di Rumah Sakit Santosa Bandung.
"Jadi sekitar satu bulan setengah yang lalu bapak Kepala Sekolah itu sakit. Pertama, beliau mengalami gejala batuk-batuk dan dirawat di Kabupaten Cirebon," ujar Arsadi yang juga sebagai Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan, Selasa (23/3/2021).
Selama pemeriksaan, jelas dia, kepala sekolah yang diketahui bernama Rohendi itu menjalani tes swab pertama dan kedua.
Baca juga: Persib Bandung vs Bali United di Piala Menpora 2021 - Febri Hariyadi Siap Berikan yang Terbaik
Kedua hasilnya menyatakan negatif Covid-19.
"Setelah sembuh, selama dua hari di rumah ada penyakit baru, beliau dibawa ke RS Santosa Bandung. Hasil pemeriksaan, Kepala Sekolah diketahui terdapat penyakit Jantung, Wasir dan sebagainya," ucapnya.
Kondisi seperti itu, sambung Arsadi, membuat keputusan bahwa Kepala Sekolah harus menjalani swab.
Setelah itu, ternyata yang bersangkutan positif Covid-19.
"Nah tetapi ketika hari ini akan menjalani swab kedua untuk mengetahui hasilnya, Tuhan berkehendak lain dan dinyatakan meninggal dunia kemarin," jelas dia.
Namun, ia menyebut, kejadian positifnya kepala sekolah disangkut pautkan dengan dua guru yang dinyatakan reaktif hasil rapid tes antigen.
Padahal diketahui, Kepala Sekolah sudah tidak kembali ke sekolah selama satu bulan setengah lamanya.
"Jadi mungkin timingnya hampir bersamaan, banyak yang mengira dua guru itu terpapar dari Kepala Sekolah, padahal saat dites rapid itu karena keduanya menjadi penguji ujian kompetensi yang mulai digelar kemarin," katanya.
Baca juga: Duel Dewa Kipas vs Irene Usai, Kini Banyak Meme Lucu Beredar, Jadi Hiburan Netizen di Tengah Pandemi
Reaktif-nya dua guru tersebut, Arsadi menambahkan, bahwa pihaknya mengambil keputusan untuk tidak lagi melaksanakan ujian kompetensi di sekolah.
Melainkan dilakukan secara daring di rumah.
"Ada 11 penguji yang mengikuti tes rapid antigen baik dari penguji dari luar sekolah atau dari kami. Hasilnya dua guru reaktif. Mengantisipasi hal itu, kami mulai hari ini menutup sekolah sampai 5 April 2021 mendatang," ujar Arsadi.
Saat ini pun, bekerjasama dengan PMI Majalengka dilakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh sudut sekolah.