Ramai Soal Impor Beras, Daerah Ini Justru Surplus Padi

Impor beras ramai dibicarakan namun daerah ini alami surplus beras dan petani di wilayah sangat produktif

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta menanggapi rencana pemerintah untuk melakukan impor beras 1 juta ton bakal berdampak sakit hati terhadap masyarakat utamanya petani.

Kepala Dispangtan Purwakarta, Sri Jaya Midan mengatakan sejauh ini petani sangatlah produktif.

Bahkan, hasil produksinya sering surplus, sehingga pemerintah tak perlu melakukan impor karena cadangan beras di dalam negeri melimpah.

Baca juga: Polisi di Bali Gerebek Istrinya yang Selingkuh, Temukan Alat Kontrasepsi Bekas Pakai di Kamar

"Purwakarta saja, hasil produksi padi per tahunnya sering lebih dari target. Surplus produksi padi ini perlu perjuangan, salahsatu indikatornya beberapa tahun ini petani kami tak kenal dengan musim tanam," katanya, Minggu (21/3/2021).

Ketahanan pangan di masing-masing wilayah, lanjut Midan, dipastikan masih terjaga sehingga wacana impor beras justru menyakiti hati petani. Para petani Purwakarta, Midan menyebut terus menggenjot peningkatan indeks pertanaman (IP).

"Biasanya kan setahun hanya satu atau dua kali tanam, nah sekarang bisa dua sampai tiga kali tanam per tahunnya. Kami sih senang dengan kondisi di Purwakarta dari tahun ke tahun produktivitasnya alami peningkatan dan mampu memenuhi kebutuhan bahan pokok penduduk lokal," ujarnya.

Baca juga: Video Detik-detik Gempa Jepang 6,9 Magnitudo, Benda yang Digantung Bergoyang Orang-orang Tak Panik?

Midan mengatakan areal sawah lahan baku pertanian di Purwakarta sekitar 18.075 hektare. Dengan area tersebut Purwakarta alami surplus.

Para petani pun terus didorong untuk segera tanam selama masih tersedia air untuk mengairi sawah.

Pada 2019, Midan menerangkan luas lahan baku sawah di Purwakarta mampu hasilkan 248 ribu ton gabah kering pungut (GKP) dengan asumsi rata-rata produksinya mencapai 6,2 ton GKP per hektare. Sehingga lahan yang panen mencapai 40 ribu hektare.

Baca juga: Gempa 7,2 Skala Magnitudo di Jepang Sempat Timbulkan Tsunami, 8 Orang Terluka

Hasil panen kemudian dikonversi ke padi giling (GKG) menjadi 248 ribu ton dikalikan 0,85 (hitungan standar BPS) dan hasilnya 210.800 ton gabah giling. Lalu, dari gabah giling dikalikan 0,65 dan hasilnya 137.020 ton beras.

"Jumlah penduduk Purwakarta mencapai 959.066 jiwa. Dan kebutuhan beras selama setahun 109.257 ton. Jadi, asumsinya kebutuhan beras bisa mencapai 115 kilogram per kapita setiap tahunnya," kata Midan.

Jumlah produksi yang mencapai 137.020 ton beras per tahun dikurangi jumlah kebutuhan beras sebesar 109.257 ton per tahun, artinya masih ada sisa (surplus) 27.763 ton beras dalam setahun. 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved