Amasya Manganang Akan Jadi Lelaki seperti Aprilia Manganang, Sempat Tulis Soal Tak Ada yang Mustahil

Kakak Aprilia Manganang atau Aprilio Perkasa Manganang, Amasya Manganang ternyata mengalami kelainan serupa seperti adiknya yaitu hipospadia.

Penulis: Widia Lestari | Editor: Yongky Yulius
Instagram/@amasyamanganang
Aprilia Manganang dan Amasya Manganang 

"Karena sudah lama saya tunggu dan saya bersyukur banget bisa bertemu Bapak dan Ibu (Andika Perkasa dan Hetty Perkasa). Bapak dan Ibu baik banget dan mau membantu saya ke depannya untuk lebih baik dan itu tanggung jawab yang akan saya selalu pegang," ujarnya.

Kini, ia mengaku akan menjalani operasi tahap kedua dan proses pemulihan.

Serda Aprilio Perkasa Manganang menyebut akan fokus dulu pada masa transisinya sebagai sebagai laki-laki sejati.

"Masih ada operasi tahap kedua dan pemulihan juga. Jadi masih fokus untuk transisi dulu ke depan," katanya.

Apa Hipospadia yang Dialami Manganang?

Andika Perkasa juga menyebut, Aprilia mengalami kelainan hipospadia sejak lahir.

"Saat dilahirkan anak ini punya kelainan pada sistem reproduksinya yang dalam terminologi kesehatan disebut hipospadia," ujar KSAD dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip dari kanal TribunJabar.id dari Kompas.com, Selasa (9/3/2021).

Lantas, apa itu hipospadia?

Hipospadia sering disebut sebagai penyebab kelamin ambigu.

Secara lebih jelasnya, hipospadia merupakan kelainan pada saluran kemih atau uretra, penis, dan kulit penis, begitu menurut keterangan di laman Departemen Urologi RSCM-FKUI.

Saat mengalami hipospadia, pembukaan uretra bukan di ujung penis, melainkan di bagian bawah.

Perlu diketahui, uretra merupakan saluran kencing yang mengalirkan urin dari kandung kemih.

Ada tiga jenis hipospadia yang sering ditemukan, di anataranya adalah lubang penis yang terletak pada bagian bawah penis, penis yang menekuk ke arah bawah, hingga kulit penis yang berlebihan di bagian atas penis.

Sampai saat ini, belum diketahui pasti penyebab hipospadia.

Namun, ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam kelainan tersebut, di antaranya adalah sejarah keluarga, genetika, bayi yang lahir dari ibu di atas 35 tahun, hingga paparan zat tertentu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved