Pertanyakan Nasib, Puluhan Guru Honorer PAI Datangi DPRD Ciamis

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS - Puluhan guru honerer Pendidikan Agama Islam (PAI) berusia di atas 35 tahun yang mengajar di berbagai SD dan SMP di Ciamis, Rabu (17/3/2021) siang mendatangi DPRD Ciamis.

Para guru yang tergabung dalam Forum Guru Honorer PAI yang kini juga disebut Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non-Kategori usia di atas 35 tahun (GTKHNK 35) tersebut mempertanyakan kejelasan nasib mereka.

Mereka menuntut diangkat jadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), mendapat tunjangan profesional, serta nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).

Baca juga: Penyebab Kebaya Krisdayanti Beda dengan Keluarga Aurel Diungkap Ashanty, Bukan Telat Diberi Tahu

Baca juga: Unggahan Terbaru Kembaran Arya Saloka Pemeran Aldebaran di Ikatan Cinta, Benarkah Mirip?

“Kami ini sudah belasan tahun mengajar bahkan ada yang sudah 20 tahun. Tetapi tetap honorer,” ujar Asep Hermawan, koordinator Forum Guru Honorer PAI Ciamis di hadapan Komisi D DPRD Ciamis Rabu siang.

Asep bersama 26 orang rekannya sesama guru honorer PAI yang berasal dari 27 kecamatan di Ciamis, diterima langsung oleh pimpinan dan anggota Komisi D DPRD Ciamis , Plt Kadisdik Ciamis, dan Kepala Kantor Kemenag Ciamis.

Menurut Asep, di Ciamis terdapat 412 orang guru honorer PAI yang mengajar di sejumlah SD dan SMP.

“Tapi data di Kemenag, tercatat sebanyak 409 orang. Sebagai guru honorer PAI, dunungannya dua. Disdik dan Kemenag,” katanya.

Guru honorer PAI yang mengajar di SD menurut Asep setiap bulannya hanya mendapat honor antara Rp 300.000 sampai Rp 500.000.

“Dulu bahkan hanya dapat Rp 100.000. Padahal  guru honorer PAI di SD, setiap hari harus datang ke sekolah,” ujar Asep  kepada Tribun.

Menurut Asep, ia sudah menjadi guru honorer PAI di SMP sejak tahun 2008, sekitar 12 tahun lalu.