Gempa Bumi

Disebut Luhut dalam Rapatnya, Apa Sebenarnya Gempa Megathrust? Ini Penjelasannya

Usai disinggung Luhut Pandjaitan, lini massa media sosial ramai membahas gempa megathurst. Apa yang dimaksud gempa megathurst?

abcnews.com
ILUSTRASI - Gempa bumi. 

Megathrust bukan hal baru

Zona megathrust di Indonesia bukan hal baru karena sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.

Sebagai sebuah area sumber gempa, maka zona ini dapat memunculkan gempa bumi dengan berbagai magnitudo dan kedalaman.

Gempa megathrust dianggap menakutkan karena dianggap selalu bermagnitudo besar dan memicu tsunami.

"Namun demikian, data menunjukkan sebagian besar gempa yang terjadi di zona megathrust adalah gempa kecil dengan kekuatan kurang dari 5,0," kata Daryono.

Baca juga: Arya Saloka Diancam Putri Anne Gara-gara Unggahannya Sendiri, Dilarang Masuk Rumah bila Lakukan Ini

Menurut Daryono, yang terlibat dalam Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) 2017, zona megathrust di Indonesia berada di zona subduksi aktif seperti:

  1. Subduksi Sunda mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba
  2. Subduksi Banda
  3. Subduksi Lempeng Laut Maluku
  4. Subduksi Sulawesi
  5. Subduksi Lempeng Laut Filipina
  6. Subduksi Utara Papua.

Dalam wawancara dengan Kompas.com, 26 September 2020, Daryono mengatakan, saat ini segmen zona megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya.

Namun, dia mengingatkan, seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust disebut sebagai gempa megathrust dan tidak selalu berkekuatan besar.
Besarnya kekuatan gempa tidak bisa diprediksi dan sangat bergantung pada gerak serta kedalamannya.

Data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru gempa kecil yang lebih banyak terjadi di zona megathrust. Kendati demikian, zona megathrust juga dapat memicu gempa besar.

Baca juga: Peralihan Musim, Waspada Hujan Es dan Puting Beliung, Ini Daftar Daerah yang Berpotensi Hujan Lebat

"Khusus segmen megathrust di selatan Jawa Barat dan Banten, wilayah ini memiliki potensi magnitudo maksimum M 8,8," katanya.

Gempa megathrust dan tsunami

Tidak setiap gempa megathrust menimbulkan tsunami. Syarat terjadinya tsunami adalah gempa besar, hiposenter dangkal, dan gerak sesar naik.

Para ahli dan instansi tanggap darurat bencana terus melakukan penelitian dan pembaruan data peta kerawanan gempa.

Jika terjadi gempa yang magnitudonya lebih besar dari gempa-gempa yang pernah terjadi sebelumnya, maka akan merubah titik-titik kerawanan.

Untuk itulah, perlunya dilakukan pemutakhiran Peta Sumber dan Bahaya Gempa di Indonesia pada periode waktu tertentu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Disinggung Luhut dalam Rapatnya, Apa Itu Gempa Megathrust?"

Sumber: Kompas
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved