Gempa Bumi
Benarkah Jepang Bisa Prediksi Gempa Bumi? Begini Penjelasan dari BMKG
Benarkah Jepang bisa memprediksi gempa bumi? Pertanyaan itu banyak ditanyakan oleh netizen di media sosial.
TRIBUNJABAR.ID - Benarkah Jepang bisa prediksi gempa bumi? Pertanyaan itu banyak ditanyakan oleh netizen di media sosial.
Sebelumnya, seorang warganet membagikan video saat daerah tempat tinggalnya mengalami gempa beserta tangkapan layar tentang peringatan gempa pada Sabtu (13/2/2021).
Pemilik akun Twitter @sadness_loop memperlihatkan peringatan yang muncul di layar ponselnya yang berbunyi, "Earthquake warning. Stay calm and seek shelter nearby."
Selain itu dia juga menulis narasi berikut di twit-nya:
"Oh ya peringatan gempa ini ga butuh aplikasi apapun, selama hp mu terkoneksi dengan internet otomatis kalau ada gempa besar akan dapet notif ginian, bahkan sepersekian detik sebelum gempa datang, ya sekali lagi, Jepang.."
Baca juga: Sering Diguncang Gempa Bumi, Ini 5 Gempa Besar yang Pernah Terjadi di Indonesia, Ada hingga M 8,6
Twit tersebut telah disukai lebih dari 1.200 kali dan dibagikan ulang lebih dari 517 kali.
Warganet menanggapi beragam. Banyak yang mengapresiasi peringatan dini gempa di Jepang dan berharap Indonesia juga melakukan hal yang sama.
Apakah gempa bisa diprediksi? Lalu apa bedanya dengan peringatan dini?
Peringatan dini gempa
Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan prediksi gempa dan peringatan dini gempa hal yang berbeda.
"Peringatan dini gempa itu bukan prediksi gempa," ujar dia pada Kompas.com, Minggu (14/2/2021).
Daryono menjelaskan unggahan yang dibagikan oleh warganet di Jepang tersebut bukan prediks gempa, melainkan peringatan dini gempa yang dikirimkan cepat ke ponsel warga.
Sementara itu hingga saat ini belum ada ilmuwan yang bisa memprediksi secara tepat kapan dan dimana terjadinya gempa.
"Hingga saat ini belum ada sains dan teknologi yang mampu memprediksi gempa, sehingga jika saat ini ada orang atau kelompok yang mengaku bisa, maka itu berita bohong," kata Daryono.
Aplikasi peringatan dini gempa BMKG
Lebih lanjut dia menjelaskan, Indonesia juga memiliki aplikasi semacam itu, yaitu aplikasi yang dapat mengirimkan peringatan dini gempa dalam hitungan detik.
"Kalau aplikasi itu BMKG sudah mulai membangun namanya EEWS (Earthquake Early Warning System)," katanya.
Cara kerjanya yaitu dengan menggunakan gelombang pressure. Gelombang pressure sampai lebih dulu ke sensor daripada gelombang shear yang merusak. Gelombang pressure itu yang diinformasikan secara dini.
Untuk berapa lama peringatan dini sampai kepada masyarakat, dia mengatakan tergantung jarak sumber gempa dengan sensor EEWS.
"Kalau jauh maka agak lama, kalau dekat ya sangat singkat," tuturnya.
Baca juga: Siapa Masao Yoshida Pahlawan Gempa Besar Jepang, Cegah Bencana Nuklir 10 Kali Lipat Chernobyl
Mengurangi dampak kerusakan akibat gempa
Melansir Japan Meteorological Agency (JMA) atau Badan Meteorologi Jepang, peringatan dini Jepang atau Kinkyu Jishin Sokuho dapat memberikan pengumuman tentang perkiraan intensitas seismik dan perkiraan waktu kedatangan gerakan utama.
Perkiraan itu didasarkan pada analisis cepat dari fokus dan magnitudo gempa bumi dengan menggunakan data bentuk gelombang yang diamati oleh seismograf di dekat pusat gempa.
Peringatan dini gempa bertujuan untuk mengurangi kerusakan akibat gempa dengan memungkinkan tindakan pencegahan seperti memperlambat kereta secara cepat, mengontrol lift untuk menghindari bahaya.
Selai juga memungkinkan orang untuk dengan cepat melindungi diri mereka sendiri di berbagai lingkungan (seperti pabrik, kantor, rumah, dan dekat tebing).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com: https://amp.kompas.com/tren/read/2021/02/14/145500265/tidak-ada-korban-jiwa-apakah-jepang-bisa-memprediksi-datangnya-gempa-?page=all