Mie Kemi, Mie Khas Indramayu yang Hampir Punah, Ditaburi Ebi Bikin Gurih dan Maknyus
Berkunjung ke Kabupaten Indramayu tidak lengkap rasanya jika belum mencoba Mie Kemi .
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Berkunjung ke Kabupaten Indramayu tidak lengkap rasanya jika belum mencoba Mie Kemi .
Mie Kemi merupakan makanan khas Kabupaten Indramayu yang memiliki cita rasa berbeda dibanding mie pada umumnya.
Bagi pecinta kuliner yang ingin mengetahui bagaimana rasa Mie Kemi bisa mendatangi kedai di Jalan Yos Sudarso Kelurahan Margadadi, Kecamatan/Kabupaten Indramayu.
Pedagang Mie Kemi, Christi Noviana (30) mengatakan, taburan ebi atau udang kecil yang terdapat pada Mie Kemi membuat makanan khas ini tidak pernah ditinggali penggemarnya.
Baca juga: Mangkrak dan Kualitasnya Buruk, Warga Minta Proyek Jembatan di Pangandaran Segera Dituntaskan
Walau merupakan makanan zaman dahulu, selalu ada saja pembeli yang datang.
"Ada ebi atau udang-udang kecil, ini yang membedakan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Selasa (9/3/2021).
Dalam penyajiannya, Mie Kemi ditemani dengan tauge dan daun bawang.
Mie ini juga dilengkapi kuah kental yang terbuat dari tepung tapioka dan toping taburan ebi.
Hal ini yang membuat cita rasa dari Mie Kemi menghasilkan rasa yang unik antara asin, gurih, dan segar.
Harga dari Mie Kemi ini pun sangat bersahabat, untuk satu porsinya hanya perlu mengeluarkan kocek sebesar Rp 5 ribu.
"Bagi yang suka pedas bisa ditambahkan sambel," ujarnya.
Baca juga: Liverpool Kalah Terus, Juergen Klopp Masih Dapat Dukungan Penuh Pemilik Klub
Meski demikian, diakui Christi Noviana, sekarang ini, Mie Kemi sudah sulit ditemui.
Kedai miliknya, mungkin salah satu yang masih bertahan melestarikan mie unik satu ini.
Christi Noviana tidak mengetahui secara pasti asal mula dari Mie Kemi ini bisa menjadi makanan khas Kabupaten Indramayu.
Hanya saja, ia mengatakan, mie satu ini sudah ada sejak dahulu.
Usaha Mie Kemi yang sekarang ia geluti pun, diakui Christi Noviana, merupakan warisan dari orang tuanya dahulu.
Mulai dari resep hingga penyajian masih original seperti pada zaman dahulu.
"Turun temurun dari Ibu, dulu yang jualan ibu tapi karena udah gak ada, jadinya diterusin sama anak-anaknya," ujar dia.