Viral, Kampung Mati di Ponorogo, Tak Berpenghuni, Hanya Jadi Tempat Peringatan Hari Wafat

Desa Sumbulan di Ponorogo menjadi viral dan dapat sebutan kamoung mati karena tidak ada penghuninya dan hanya jadi tempat peringatan hari wafat

Editor: Siti Fatimah
istimewa
Desa Sumbulan di Ponorogo menjadi viral dan dapat sebutan kamoung mati karena tidak ada penghuninya dan hanya jadi tempat peringatan hari wafat 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bila sebelumnya sempat viral kampung mati di Majalengka, kini kembali viral kampung mati di Ponorogo. Namun berbeda dengan kampung mati di Majalengka, kampung mati di Ponorogo ini jumlah huniannya lebih sedikit.

Latar belakang ceritanya juga berbeda, selain itu, uniknya dari kampung mati di Ponorogo ini meski sudah tidak berpenghuni namun masih ada mushala yang masih digunakan hingga saat ini.

Namun mushala ini hanya digunakan untuk salat dzuhur dan ashar saja.

Baca juga: Pensiun dari Bajak Laut, Jack Sparrow jadi Tukang Cukur di Cirebon, Layani Gimbal Rambut

Dilansir dari Intisari Online. viral di media sosial keberadaan kampung mati di Kabupaten Ponorogo.

Kampung ini pun segera menjadi perbincangan banyak orang.

Kampung mati tersebut diketahui berada di Dusun Krajan I, Dukuh Sumbulan, Desa Plalang, Kecamatan Jenangan, Ponorogo.

 Awalnya kampung yang dikenal dengan nama Sembulan tersebut dihuni oleh 30 kepala keluarga.

Namun, sejak lima tahun terakhir, kampung tersebut sama sekali tidak berpenghuni.

Semua warganya pindah hingga disebut kampung mati.
Sumarno mengatakan, mayoritas penyebab warga Kampung Sumbulan pindah karena akses jalan yang sulit.

Baca juga: Waktu yang Tepat Membayar Fidyah Puasa Ramadhan, Berikut Ketentuan dan Tata Cara Membayar Fidyah

Dibangun pondok pesantren pada tahun 1850

Sumarni, salah satu mantan warga Kampung Sumbulan, bercerita, pada tahun 1980 di kampung tersebut berdiri sebuah pondok pesantren.

Pondok tersebut didirikan oleh Nyai Murtadho, seorang anak ulama dari Demak.

Sejak saat itu, banyak warga yang datang dan belajar agama di pondok pesantren tersebut.

Bahkan, warga yang datang banyak yang berasal dari luar daerah Ponorogo.

Namun, setelah Nyai Murtadho dan keluarganya meninggal, pondok pesantren semakin sepi.

Halaman
123
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved