Warga Pinggir Pantai Panik Lihat Gelombang Tinggi Menuju Pantai Menyusul Gempa 8,1 di New Zealand

TRIBUNJABAR.ID - Warga Teluk Tokomaru Selandia Baru panik ketika menyaksikan langsung ombak besar bergulung-gulung menuju pantai.

Dikutip TribunJabar.id dari Mail, disebutkan warga menyaksikan pemandangan mengerikan itu dari tempat perlindungan, beberapa saat setelah terjadi gempa skala 7,2 di Te Araroa, Selandia Baru, Jumat (5/3/2021) pagi.

Pejabat setempat mengatakan, gempa itu membuat warga yang tinggal dekat pantai panik dan bergegas mengungsi ke tempat tinggi.

Dari lokasi itulah warga menyaksikan gelombang besar datang menuju pantai.

Baca juga: Gempa Besar 8,1 Magnitudo di Pasifik, Selandia Baru Cabut Peringatan Tsunami

Baca juga: PAGI INI 3 Gempa Bumi Besar Guncang Pasifik, Satu di Antaranya Gempa Terbesar dalam 2 Tahun

Namun, tak lama kemudian, aparat setempat menyatakan ancaman tsunami yang mengikuti gempa itu tidak terbukti.

Sebelumnya, New Zealand National Emergency Management Agency mengumumkan ada ancaman tsunami setelah tiga gempa mengguncang wilayah itu secara berturut-turut.

Gempa bermagnitud 7,3 tercatat terjadi pada pukul 2.27 waktu setempat dan diikuti gempa 7.4 empat jam kemudian di Kepulauan Kermadec.

Lalu, pada pukul 08.28 terjadi lagi gempa bermagnitud lebih besar, 8,1. Gempa susulan bermagnitud 6.5 terjadi pada pukul 12.12 waktu setempat.

Ancaman tsunami itu disampaikan langsung lewat telepon yang berbunyi "EVAKUASI SEKARANG" bersamaan dengan bunyi sirine meraung-raung.

Warga diperintahkan mengungsi sementara dan dilarang tinggal di rumah karena kemungkinan akan ada tsunami yang merusak.

Setelah ancaman tsunami dinyatakan tidak ada, para warga sudah sudah mengungsi pun diizinkan kembali ke rumah masing-masing.

Meski begitu, warga masih dilarang berada di dekat pantai karena arus deras dan gelombang besar bisa berlangsung sampai beberapa jam kemudian.

Ancaman tsunami juga dilaporkan muncul di sejumlah kepulauan di Pasifik, termasuk Hawaii. Sedangkan di Kepulauan Norfolk Australia dilaporkan terjadi gelombang setinggi 2 kaki.

Menurut seismologis Bill Fry dalam jumpa pers Jumat, gempa bumi itu muncul tanpa tanda-tanda yang signifikan. Menurutnya, ini merupakan yang pertama kali terjadi dalam 13 tahun pengalamannya merespons tsunami di Selandia Baru.