Seokarno Ditodong Pistol Saat Setujui Supersemar? Awal Orde Baru, Kekuasaan Beralih pada Soeharto

Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar menjadi awal lahirnya Orde Baru yang kekuasaannya dipimpin oleh Soeharto.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Ravianto
Kompas
Salinan Surat Perintah 11 Maret atau Supersemar 

Berdasarkan pengakuan Soekardjo, surat yang dipegang Soekarno tidak ada lambang GAruda Pancasila yang berbunyi Presiden Indonesia, yang ada hanyalah kop Mabes AD.

"Untuk mengubah, waktunya sangat sempit. Tandatangani sajalah paduka. Bismillah," sahut Basuki Rachmat.

Ucapan Basuki diikuti Maraden Panggabean yang mencabut pistolnya.

Soekardjo kemudian bergerak cepat mencabut pistolnya karena melihat dua jenderal itu bergerak dengan senjata.

"Aku sadar bahwa saat itu keselamatan Presiden Soekarno menjadi tanggung jawabku," kata Soekardjo.

Pertumpahan darah tidak terjadi. Soekarno mau menandatangani surat.

Baca juga: Warga Bandung Diminta Waspada, Ada Potensi Gempa Bumi di 2021 dari Sesar Lembang

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Indramayu Diwarnai Kerumunan, Berjubel Tunggu Giliran Divaksin

Berdasar Tap MPRS No XIII/1966, Presiden Soekarno menugaskan Letjen Soeharto selaku Pengemban Tap MPR No IX/1966 untuk pembentukan Kabinet Ampera. Letjen Soeharto menjadi Ketua Presidium kabinet tersebut. Bung Karno sedang mengumumkan susunan kabinet tersebut pada tanggal 25 Juli 1966. Letjen Soeharto dan Adam Malik duduk mendengarkan. *** Local Caption *** Presiden Soekarno ketika mengumumkan Kabinet Ampera di Istana Merdeka Senin malaM dan tampak antara lain Ketua Presidium Let.Djen Soeharto dan Menteri Utama Adam Malik.
Berdasar Tap MPRS No XIII/1966, Presiden Soekarno menugaskan Letjen Soeharto selaku Pengemban Tap MPR No IX/1966 untuk pembentukan Kabinet Ampera. Letjen Soeharto menjadi Ketua Presidium kabinet tersebut. Bung Karno sedang mengumumkan susunan kabinet tersebut pada tanggal 25 Juli 1966. Letjen Soeharto dan Adam Malik duduk mendengarkan. *** Local Caption *** Presiden Soekarno ketika mengumumkan Kabinet Ampera di Istana Merdeka Senin malaM dan tampak antara lain Ketua Presidium Let.Djen Soeharto dan Menteri Utama Adam Malik. (-/Arsip Kompa)

"Jangan! Jangan! Ya, sudah kalau mandat ini harus kutandatangani, tetapi nanti kalau masyarakat sudah aman dan tertib, supaya mandat ini dikembalikan kepadaku," ungkap Soekarno. Keempat jenderal lalu pamit setelah mendapat dokumen yang sudah diteken itu.

Mereka kemudian menghadap kembali ke Soeharto untuk menunjukkan bahwa telah ada surat resmi peralihan kekuasaan.

Pengakuan Soekardjo soal penodongan Soekarno oleh M Panggabean dibantah.

Maraden akhirnya bicara kepada media setelah tulisan kesaksian Soekardjo dimuat media pada Agustus 1998.

Ia membantah adanya penodongan dan paksaan terhadap Soekarno.

"Saya sedih memperhatikan betapa bejat moral dan mentalitas seorang mantan perwira, yang bernama Soekardjo Wilardjito, yang mengisahkan berita bohong," tutur Maraden Panggabean, yang tahun 1966 menjabat Wakil Panglima Angkatan Darat (Kompas, 28 Agustus 1998).

Presiden Soekarno berjalan kaki dari Savoy Homann ke Gedung Merdeka, pada KAA 1955.
Presiden Soekarno berjalan kaki dari Savoy Homann ke Gedung Merdeka, pada KAA 1955. (ARSIP NASIONAL)

Menteri Panglima AD (Menpangad)-nya adalah Letjen TNI Soeharto.

Pada saat penandatanganan Supersemar, Maraden mengaku tidak ada di Bogor, tetapi ada di Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta.

"Saya ingin menegaskan bahwa keterangan yang disampaikan mantan perwira (Soekardjo) tersebut tidak mengandung kebenaran sama sekali," ucap Maraden.

"Khusus mengenai keterangan yang mengatakan bahwa yang melakukan penodongan itu antara lain Mayjen TNI Panggabean, dengan ini saya tegaskan bahwa sikap melakukan penodongan untuk memperoleh sesuatu dengan kekerasan/paksaan tidak pernah menjadi sifat atau kepribadian saya," katanya lagi.

Bantahan kemudian juga disampaikan M Yusuf dan Soebandrio yang ada di lokasi saat Supersemar diteken.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved