Diserbu, Microsoft Tutup Kolom Komentar, Imbas Studi Netizen Indonesia Terburuk Se-Asia Tenggara
Akun Instagram Microsoft diserbu netizen Indonesia hingga akhirnya kolom komentar dinonaktifkan.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Giri
Dalam riset ini, tingkat kesopanan pengguna internet di Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, dan menempatkan warganet Indonesia di urutan terbawah se-Asia Tenggara.
Semakin besar poin yang didapatkan, berarti semakin buruk tingkat kesopanan.
Riset dilakukan di bulan April dan Mei 2020 terhadap 503 responden yang dibagi merata ke dalam kelompok usia remaja dan dewasa.
Para responden diberikan pertanyaan untuk empat kategori: perilaku, seksual, reputasi, dan personal atau gangguan.

Kemunduran tingkat kesopanan paling banyak didorong pengguna usia dewasa dengan persentase 68 persen.
Sementara usia remaja disebut tidak berkontribusi dalam mundurnya tingkat kesopanan digital di Indonesia pada 2020.
Hoaks dan perundungan (bullying) pengaruhi risiko kesopanan warganet
Ada tiga faktor yang memengaruhi risiko kesopanan di Indonesia.
Pengaruh paling tinggi adalah hoaks dan penipuan yang naik 13 poin ke angka 47 persen.
Kemudian, faktor ujaran kebencian naik 5 poin, menjadi 27 persen.
Yang ketiga adalah diskriminasi sebesar 13 persen, mengalami penurunan sebanyak 2 poin dibanding tahun lalu.
Selain itu, lima dari 10 responden juga mengaku pernah terlibat perundungan. 19 persen responden mengaku sebagai target perundungan.
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta 27 Februari 2021: Rendy Ditangkap Polisi, Kiki Panik, Bagaimana Nasib Al?
Baca juga: Pemain Elsa Ikatan Cinta, Glenca Chysara Rehat: Untuk Teman Terdekat, U Know Where to Find Me
Kelompok milenial, dengan persentase sebesar 54 persen, jadi generasi yang paling terpukul akibat perundungan.
Dari lingkungan kerja, sebanyak 12 persen responden mengaku pernah menjadi target perundungan dan kekerasan di tempat kerja.
Kabar baik: Meningkatnya empati