Cap Go Meh 2021, Ini Fakta-fakta Menarik Seputar Perayaan Cap Go Meh, Apa Bedanya dengan Imlek?

Perayaan Cap Go Meh 2021 jatuh tanggal 26 Februari 2021. Berikut ini adalah fakta-fakta menarik mengenai perayaan tersebut.

Editor: Yongky Yulius
Istimewa
Ilustrasi: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat mendorong pemerintah kota dan kabupaten berinovasi membuat event unik untuk pasar skala nasional. Gelaran Bogor Street Festival Cap Go Meh 2020. 

Dari sini mengapa Cap Go Meh identik dengan lentera.

Pada zaman pemerintahan Kaisar Tong Jwee Cong tahun 710 – 712 Masehi, Cap Go Meh dirayakan secara besar-besaran dengan pendirian pohon setinggi 100 kaki yang diperintahkan oleh kaisar.

Pada pohon tersebut, lilin yang ditaruh di dalam gelas akan dipasang sebanyak kurang lebih 50.000 buah untuk menerangi pohon yang diberi nama Go San.

Selama perayaan Cap Go Meh, kaisar akan memperbolehkan rakyatnya untuk mendekati istana.

Namun pada hari-hari biasa, masyarakat tidak boleh mendekati istana.

Tidak hanya itu, istana akan dijaga dengan sangat ketat.

Dalam merayakan Cap Go Meh, biasanya para masyarakat akan memadati halaman instana dan membawa lentera yang dinamakan Kie An Po Siu Teng yang berarti “Datang untuk mohon berkah selamat dan panjang umur”.

Meski begitu, perayaan hanya didatangi oleh mereka yang tidak sedang dalam keadaan berkabung karena ada bagian dari keluarganya yang meninggal.

Tulisan yang menghiasi rumah saat Cap Go Meh

Tidak hanya merayakannya di istana, masyarakat Tionghoa zaman dulu juga merayakan Cap Go Meh di rumah mereka yang telah dihiasi oleh tulisan.

Beberapa di antaranya adalah “Siang Goan Thian Koan Su Hok” yang berarti “Roh Yang Memerintah Bumi dan Langit Memberi Rezeki dan Keberuntungan”.

Selanjutnya ada tulisan “Kie Ku Hap Ke Peng An” yang dipasang di sisi kiri dan kanan pintu yang memiliki arti “Memohon dan Berharap Seisi Rumah Selamat”.

Pertunjukan Cap Go Meh

Tidak jauh berbeda dengan perayaan Cap Go Meh masa kini, perayaan pada zaman dahulu juga ada banyak sekali penyelenggaraan pertunjukan menarik untuk menghibur masyarakat Tionghoa.

Tidak hanya pertunjukan wayang klithik (wayang yang berbentuk pipih seperti wayang kulit dan terbuat dari kayu), tetapi juga ada pertunjukan sandiwara.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved