Gempa Bumi

Legenda Keuyeup Bodas Raksasa Alias Kepiting Putih dan Potensi Gempa Bumi di Waduk Jatigede

Masyarakat menyebutnya sebagai legenda Keuyeup Bodas. Keuyeup Bodas ini dikaitkan dengan sesar yang bisa mengakibatkan gempa di Sumedang.

Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.CO.ID/SELI ANDINA
Salah satu warga yang terkena dampak penggenangan Waduk Jatigede, Ado Kasdi, sedang duduk di atas perahunya di Waduk Jatigede, Minggu (27/8/2017). 

Sejumlah daerah di Sumedang dan Indramayu juga masuk dalam kawasan sesar Baribis.

Sesar baribis jika diukur setidaknya kedalamannya 34 kilometer dan kemiringan ke arah selatan.

Hal itu dikatakan peneliti dari Pusat Unggulan Iptek Sains dan Teknologi Kegempaan (PUI-STG) ITB, Astyka Pamumpuni, saat dikonfirmasi mengenai gempa di Indramayu pada awal Agustus 2020.

Ia menambahkan, bukti sejarah mencatat setidaknya peristiwa gempa akibat sesar Baribis terjadi terakhir kali di Sumedang pada 1990.

Yakni, gempa bumi berkekuatan 5,5 M.

Selain itu, gempa 2,2 Magnitude pada 2012 arah selatan dari posisi gempa di Indramayu pada Agustus 2020.

Serta, sekitar wilayah Indramayu pada 2013, berkekuatan 3,9 Magnitude.

Gempa di Sumedang tahun 2018.
Gempa di Sumedang tahun 2018. (infogempaa.wordpress.com)

Gempa di Sumedang

Sejumlah catatan mengabarkan adanya gempa bumi di Sumedang pada tahun 2015 dan 2018.

Tahun 2015, gempa bumi terjadi sebelum Waduk Jatigede diresmikan.

Gempa tersebut terjadi pada tanggal 5 Juli 2015 berkekuatan 3,6. Menurut CNN Indonesia, gempa terjadi pukul 08.32.

Pusat gempa berada di 4 kilometer sebelah tenggara Sumedang dan terjadi di kedalaman 10 kilometer.

Lalu laman infogempaa.wordpress.com mengabarkan gempa bumi terjadi pada 15 Desember 2018.

Gempa ini berkekuatan 3,8.

Pusatnya 6 kilometer barat daya Sumedang dan terjadi di kedalaman 296 kilometer.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved