Gempa Bumi
Legenda Keuyeup Bodas Raksasa Alias Kepiting Putih dan Potensi Gempa Bumi di Waduk Jatigede
Masyarakat menyebutnya sebagai legenda Keuyeup Bodas. Keuyeup Bodas ini dikaitkan dengan sesar yang bisa mengakibatkan gempa di Sumedang.
Sejumlah daerah di Sumedang dan Indramayu juga masuk dalam kawasan sesar Baribis.
Sesar baribis jika diukur setidaknya kedalamannya 34 kilometer dan kemiringan ke arah selatan.
Hal itu dikatakan peneliti dari Pusat Unggulan Iptek Sains dan Teknologi Kegempaan (PUI-STG) ITB, Astyka Pamumpuni, saat dikonfirmasi mengenai gempa di Indramayu pada awal Agustus 2020.
Ia menambahkan, bukti sejarah mencatat setidaknya peristiwa gempa akibat sesar Baribis terjadi terakhir kali di Sumedang pada 1990.
Yakni, gempa bumi berkekuatan 5,5 M.
Selain itu, gempa 2,2 Magnitude pada 2012 arah selatan dari posisi gempa di Indramayu pada Agustus 2020.
Serta, sekitar wilayah Indramayu pada 2013, berkekuatan 3,9 Magnitude.

Gempa di Sumedang
Sejumlah catatan mengabarkan adanya gempa bumi di Sumedang pada tahun 2015 dan 2018.
Tahun 2015, gempa bumi terjadi sebelum Waduk Jatigede diresmikan.
Gempa tersebut terjadi pada tanggal 5 Juli 2015 berkekuatan 3,6. Menurut CNN Indonesia, gempa terjadi pukul 08.32.
Pusat gempa berada di 4 kilometer sebelah tenggara Sumedang dan terjadi di kedalaman 10 kilometer.
Lalu laman infogempaa.wordpress.com mengabarkan gempa bumi terjadi pada 15 Desember 2018.
Gempa ini berkekuatan 3,8.
Pusatnya 6 kilometer barat daya Sumedang dan terjadi di kedalaman 296 kilometer.