Bandung

Penjual Boneka Wisuda Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19, Jualan Online karena Wisudanya Daring

Penjual boneka wisuda, di Kampung Sindang Sari, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/lutfi ahmad mauludin
Perajin dan penjual boneka wisuda di Kampung Sindang Sari, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. 

Penjual boneka wisuda, di Kampung Sindang Sari, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Meski kini tak ada kampus atau sekolah menggelar wisuda seperti dulu, mereka konsisten memproduksi boneka wisuda.

Dalam pemasarannya, mereka tak lagi membuka lapak, di kampus atau sekolah yang sedang menggelar wisuda.

Kini, mereka mengandalkan pemasaranya secara online di media sosial dan market place.

Satu di antara perajin dan penjual boneka wisuda tersebut Huda Saeed (34). Dia tetap bertahan memproduksi boneka wisuda, meski wisuda digelar secara online.

"Memang penjualan merosot sangat jauh, jika dibanding sebelum adanya pandemi (Covid 19) dan saat pandemi ," ujar Huda, saat ditemui di rumahnya yang dijadikan tempat produksi, boneka wisuda, Sabtu (20/2).

Menurut Huda, dia hanya mengandalkan berjualan online. Hal tersebut dilakukannya karena belum ada kampus dan sekolah yang menggelar wisuda secara langsung.

Baca juga: BANJIR KARAWANG, Rumah Sakit Terendam Pasien Kabur, Ibu Hamil Butuh Perahu Karet

Biasanya ketika ada wisuda di kampus maupun di sekolah, dia berjualan di dekat kampus atau sekolah tersebut.

"Penurunan penjualannya kurang lebih sekitar 50 persen. Kan, hanya jualan online saja sekarang mah," kata Huda.

Huda mengungkapkan, memang ada beberapa orang yang masih datang ke rumahnya untuk membeli boneka wisuda.

"Namun, itu hanya sedikit, cuma langganan saya yang sudah tahu ke sini," ujarnya.

Huda mengaku, di awal pandemi sangat sulit mencari bahan. Sekarang, katanya, sudah ada bahan, tapi harganya mahal, dan jualan pun hanya online.

Baca juga: Tak Boleh Pegang Hape Tak Boleh ke Kantor Suami, Istri PNS Lapor Suami Selingkuh ke Bupati Garut

"Perajin dan penjual boneka wisuda memang banyak yang gulung tikar, kami tak berhenti namun memang pemasukan jauh berkurang," ucap dia.

Huda tak mengelak, jika di tengah pandemi ini karena penjualan berkurang, pegawainya pun dikurangi.

"Kalau lagi ramai dulu bisa mempekerjakan 10 orang, sekarang paling 5 orang," tuturnya.

Saat disinggung omzet per bulannya di tengah pandemi ini, Huda mengaku, paling tinggi sekitar Rp 10 juta.

"Dulu sebelum pandemi kalau lagi ramai bisa mencapai Rp 20 juta," katanya.

Baca juga: Manchester United vs Newcastle, Setan Merah Menang 3-1, Bruno Fernandes Cetak Gol Lewat Penalti

Di awal tahun bulan Januari, Huda mengaku, biasanya sudah ada pesanan dari Paud, TK atau RA.

"Sekarang mah sepi, memang sudah ada yang masuk tapi sedikit," ucapnya.

Huda berharap, pandemi Covid 19 ini bisa segera berakhir, supaya bisa kembali normal.

"Sehingga bisa kembali mendapatkan penghasilan normal, dan bisa mepekerjakan lebih banyak orang," ucapnya. 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved