Buku Pelajaran Siswa SMA di Bandung yang Berisi Link ke Situs Dewasa Tak Akan Dimusnahkan, Mengapa?
Tautan itu ada dalam salah satu paragraf di halaman yang membuat artikel tentang sejarah dan identitas dari Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - KEPALA Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Dedi Supandi, mengatakan buku pelajaran sosiologi yang memuat tautan ke situs konten dewasa itu diterbitkan tahun 2010 lalu.
Tautan itu ada dalam salah satu paragraf di halaman yang membuat artikel tentang sejarah dan identitas dari Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya.
"Isi halaman buku itu memang tampak tidak ada yang salah karena hanya memuat gambar atau foto dari suasana pedesaan dan keterangan tulisan yang menjelaskan lokasi dari gambar tersebut."
"Tapi bila diperhatikan lebih detail, maka ada tulisan 'dirujuk dalam situs www.(alamat situs sengaja tidak dipublikasikan, Red).net, Kampung Naga terletak di desa apa, kecamatan apa, di Kabupaten Tasikmalaya."
"Nah, kalau dibuka, situs ini akan terhubung dengan konten adegan dewasa," ujarnya saat di temui di Kantor Disdik Jabar, Rabu (10/2/2021).
Dedi mengatakan, besar kemungkinan saat buku ini diterbitkan pada 2010, tautan situs yang menjadi rujukan artikel buku pelajaran itu masih merupakan situs sejarah asli.
Namun, karena tidak ada perkembangan hal baru dalam penggunaannya, maka itu alamat domain tersebut dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menggantinya dengan konten dewasa.
"Mungkin, dulu mah isi dari alamat domain ini masih benar, tapi karena mungkin tidak aktif atau bagaimana, maka diambil alih dan konten isinya diganti dengan itu," ucapnya.
Sebagai upaya antisipasi terjadi hal serupa, pihaknya telah mengirimkan surat kepada Kemendikbud dengan tembusan Kemenkominfo untuk dapat memblokir situs tersebut agar tidak dapat di akses.
"Jadi sementara, saya sudah instruksikan kepada seluruh kepala sekolah agar buku tersebut ditarik dulu dan disimpan di perpustakaan, namun tidak dimusnahkan."
"Hanya antisipasi agar tidak beredar di anak-anak saja, sambil menunggu arahan dari Kemendikbud dan Kemenkominfo yang sudah kami minta untuk dapat memblokir situs itu," ujarnya.
Selain itu, ia juga sudah meminta Kemendikbud untuk dapat mengirimkan surat kepada para penulis buku pelajaran agar hanya menggunakan rujukan situs-situs resmi yang diketahui atau diterbitkan oleh pemerintah.
"Jadi harapannya, situasi ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk selalu mengedepankan unsur kehati-hatian, terutama dalam mengambil rujukan dari internet sebagai bahan ajar di sekolah. Kami juga mengimbau kepada rekan-rekan penulis buku pelajaran, untuk merujuk materi mempergunakan alamat situs resmi yang diterbitkan pemerintah, sehingga tidak akan terjadi hal seperti ini lagi," katanya.
Buatan Penerbit asal Klaten
Sebuah tautan menuju situs dewasa ditemukan di buku pelajaran Sosiologi yang dipergunakan semua SMA negeri di Jawa Barat.
Buku Sosiologi, yang menjadi bahan ajar kurikulum 2016, ini diterbitkan penerbit asal Klaten, Jawa Tengah.
"Buku tersebut sudah lama terbit," ujar Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGM) Sosiologi Jabar, Iwan Hermawan, saat dihubungi Tribun melalui telepon, Rabu (10/2).
Sebelumnya, Iwan mengatakan, sekolah-sekolah negeri di Jabar membeli buku itu dalam jumlah banyak dengan menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS).
Sekolah meminjamkannya kepada para siswa.
Namun, banyak juga yang disimpan di perpustakaan sekolah.
Sepintas, kata Iwan, nama tautan yang dimuat dalam salah satu alinea di buku pelajaran ini tak mencurigakan karena sama sekali tak mengindikasikan bahwa situs tersebut.
"Namanya merujuk ke salah satu situs tertentu tentang budaya Sunda. Namun, situs budaya Sunda itu sepertinya sudah tidak aktif dan tidak diurus, sehingga kemudian berganti kepemilikannya, atau mungkin diretas, sehingga menjadi situs komik dewasa," ujarnya.
Iwan juga mengatakan, jika membukanya di laptop atau PC, situs komik dewasa ini tak akan terbuka.
Namun, jika membukanya di ponsel, akan langsung terlihat konten komik dewasa tersebut.
Meski demikian, Iwan mengatakan, secara keseluruhan, tak ada yang keliru dari isi buku pelajaran Sosiologi ini.
Oleh karena itu, buku ini tak perlu ditarik dari peredaran.
Langkah yang bisa dilakukan adalah meminta Kominfo RI untuk menutup atau memblokir situs tersebut di Indonesia.
Langkah yang kedua, menurut Iwan, adalah meminta agar Kemendikbud melalui Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud agar lebih awas bila ada buku yang menjadi bahan ajar, merujuk ke situs-situs swasta non-pemerintah.
"Buku itu juga sudah banyak beredar di toko-toko di Jawa, tak hanya di Jawa Barat. Jadi lebih baik situsnya diblokir saja, daripada bukunya ditarik dari peredaran," kata Iwan, yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) ini.
Kasus ini, ujar Iwan, juga menjadi peringatan bagi para penulis buku untuk lebih hati-hati dalam mencantumkan rujukan dari situs internet. Pasalnya, situs di internet rawan diretas atau berganti kepemilikan bila tak dirawat.
"Kita tak salahkan penulis atau penerbitnya, karena memang awalnya situsnya benar. Nah, dari kejadian ini perlu perhatian bila bahan ajar dalam bentuk e-book."
"Karena tidak ada yang abadi di internet, bisa diretas atau ganti kepemilikan. Lebih baik rujukannya ke buku lagi, situs resmi pemerintah atau jurnal universitas," ujarnya.
Khawatir
Adanya tautan situs komik dewasa yang dimuat dalam buku pelajaran Sosiologi SMA sontak membuat khawatir para orang tua.
Yeni Sulastri (45), warga Kelurahan Derwati, Kecamatan Rancasari, berharap pemerintah segera melakukan langkah pencegahan dengan menarik buku itu dari peredaran di masyarakat.
"Atau sebera blokir akses ke situs itu agar tidak dibuka oleh anak-anak karena rasa penasaran," ujar perempuan yang berprofesi sebagai akuntan publik itu di rumahnya, kemarin.
Hal senada diungkapkan Ayu Pratiwi (30). Meski tidak memiliki anak yang duduk di kelas XII, ia mengaku khawatir dengan keberadaan tautan tersebut.
"Yang jelas saya prihatin dan menyayangkan ya, kok bisa link seperti itu ada di buku pelajaran. Kenapa kok bisa lolos dari pemeriksaan sebelum buku itu diedarkan?"
"Harusnya ini bisa di antisipasi sebelumnya, jangan nunggu viral seperti sekarang. Baiknya pemerintah secepatnya menarik buku itu dari peredaran," ujar warga Komplek Cempaka Arum, Kecamatan Gedebage, saat dihubungi melalui telepon, kemarin.(cipta permana)
• Daftar Ucapan Tahun Baru Imlek 2021, Kata-kata Bermakna Buat Update Twitter, Instagram, dan Facebook