Sampaikan Analisis Data, Satgas Optimistis PPKM Berdampak Signifikan dalam Penanganan Covid-19

Prof Wiku Adisasmito mengajak masyarakat melihat analisis data dampak dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

BNPB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Perkembangan terkini pada kasus positif Covid-19 per 4 Februari 2021 terjadi penambahan pasien terkonfirmasi positif sebanyak 11.434 kasus dengan jumlah kasus aktif 175.068 kasus atau persentasenya 15,5 persen dibandingkan rata-rata dunia 24,76 persen.

Jumlah kesembuhan sebanyak 917.306 kasus atau 81,7 persen dibandingkan rata-rata dunia 73,07 persen. Pada kasus meninggal sebanyak 31.001 kasus atau 2,8 persen dibandingkan rata-rata dunia 2,17 persen.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengajak masyarakat melihat analisis data dampak dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Hal itu disampaikan saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (4/2/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

"Penting untuk memahami data dengan analisis yang mendalam. Karena hasil analisis data yang tajam, dapat menjadi dasar pembuatan kebijakan yang efektif dan tepat sasaran," katanya.

Hasil analisis data dari PPKM dalam dua minggu terakhir, pada kasus aktif masih menunjukkan tren yang fluktuatif, namun grafiknya terlihat melandai. Perbandingannya, pada 2 minggu pertama Januari 2021 atau sebelum PPKM, terdapat selisih sebesar 1,76 persen.

Sedangkan pada 2 minggu periode PPKM, selisih kasus aktif sebesar 0,45 persen.

Lalu, melihat perkembangan tren keterisian tempat tidur ruang isolasi rumah sakit rujukan Covid-19 secara nasional, maka terjadi penurunan persentase keterisian yang cukup drastis sejak awal pelaksaanaan PPKM hingga 31 Januari 2021.

Tiap Pagi Rizwan Minta Dipeluk, Usaha Nathalie Holscher Hibur Anak Sule sampai Nyanyi Lagu Dangdut

Selisihnya, pada dua minggu pertama Januari, sebesar 0,72 persen. Sedangkan setelah PPKM, penurunannya jauh lebih besar menjadi 8,1 persen. "Bahkan angka ini hampir 12 kali lipat dari selisih sebelumnya," kata Wiku.

Pada perkembangan tren keterisian tempat tidur di ruang ICU, terdapat perbedaan dari dua indikator sebelumnya. Keterisian tempat tidur di ruang ICU, memperlihatkan tren yang cukup stagnan, pada dua minggu pertama Januari, dan sempat meningkat tajam pada minggu pertama PPKM atau Minggu ketiga Januari. Dan terus turun perlahan pada minggu kedua.

Meski demikian terdapat peningkatan tajam pada hari kesembilan pelaksanaan PPKM, yaitu mencapai 69,19 persen. Namun angkanya kembali menurun menjadi 6,23 persen hingga berada di angka 62,96 persen pada akhir minggu kedua PPKM atau akhir bulan Januari.

"Data menunjukkan bahwa intervensi pemerintah dalam menambah tempat tidur di ruang isolasi dan ruang ICU rumah sakit rujukan, cukup berhasil dalam menurunkan angka keterisian tempat tidur," Wiku menekankan.

Namun, bukan berarti hal ini menjadi alasan untuk berpuas diri. Karena melihat perkembangan kasus aktif harian belum menurun dan hanya menunjukkan pelandaian.

Pergerakan Tanah di Singajaya Garut, Bangunan Kantor Desa dan Sekolah Rusak Berat

Kesimpulannya, dari analisis data PPKM, dampak yang dirasakan yaitu melandainya kasus aktif harian. Dan hal ini dinilai belum cukup menurunkan penularan di tengah-tengah masyarakat.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved