RIDWAN KAMIL Buka-bukaan, Ada 20 Ribu Kasus Covid-19 di Jabar yang Belum Terlaporkan karena Antre
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengusulkan kepada Kementerian Kesehatan untuk mempersingkat mekanisme pelaporan kasus Covid-19.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengusulkan kepada Kementerian Kesehatan untuk mempersingkat mekanisme pelaporan kasus Covid-19.
Yakni, angka penambahan kasus baru harian dirilis dengan tidak mengonfirmasi ulang ke pemerintah daerah.
Dengan begitu, katanya, data yang disajikan secara nasional di laman Kementerian Kesehatan atau Satgas Covid-19 benar-benar mencerminkan waktu sebenarnya.
Tidak bercampur dengan data lama.
Menurut Gubernur Jabar, selama ini prosedur pengiriman data dengan konfirmasi ulang ke daerah.
Inilah yang menyebabkan proses pengiriman data harian berlangsung lama. Data terkini kerap tercampur data lama.
Hal itu pun sempat disampaikan saat rapat virtual bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI, Menteri Kesehatan, Mendagri, Menteri Agama, Kapolri, Panglima TNI, dan sejumlah gubernur beserta forkopimda, Minggu (31/1/2021) malam.
"Saran saya kalau daerah melaporkan ke Kemenkes langsung saja dilaporkan ke publik tanpa harus dikonfirmasi ulang lagi. Jadi saya mohon prosedur pelaporannya agar dipersingkat," ujarnya dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (1/2/2021).
• Hujan Deras Melanda Subang, Satu Rumah Abruk, Beruntung Tak Ada Korban karena Penghuni di Belakang
• Ada Kader Partai Demokrat Aktif dan Pecatan, Ini Daftar Orang yang Disebut Akan Lengserkan AHY
Ridwan Kamil mencontohkan, pada 27 Januari, Kemenkes mengumumkan kasus harian Jabar sebanyak 3.198.
Sementara Labkesda Jabar mencatat kasus ada 1.200.
Selisih yang terpublikasi di Kemenkes merupakan data lama sekitar 1.900 kasus.
"Selama ini kan lab daerah itu lapor ke pusat lalu oleh pusat dikonfirmasi lagi ke kota/kabupaten. Nah, proses konfirmasi ulang inilah yang membuat keterlambatan karena daerah merespons baliknya lama lagi," ucapnya.
Ridwan Kamil membeberkan hingga kini masih ada 20 ribu kasus Jabar yang belum terlaporkan karena harus menunggu antrean.
"Saya mau buka-bukaan saja masih ada antrean data di lab kami 20 ribu kasus yang belum terlaporkan," katanya.