Suka di Balik Letusan Gunung Merapi, Bukan Musibah Melainkan Waktunya Bermain
Putra seperti ketua geng. Ia memimpin dua teman lainnya untuk berbelok ke sisi satu dan yang lainnya.
Laporan Ardhike Indah, Ahmad Syarifudin, Maruti Asmaul Husna
TAWA dan canda terlihat di wajah Putra, Paskalis, dan Isna.
Mereka berlari ke sana-kemari di Barak Pengungsian Purwobinangun, sekadar melihat-lihat sekat yang terbuat dari kayu, satu per satu.
Tanpa beban, mereka mengitari ruangan yang cukup lebar itu sembari membenarkan masker yang sesekali turun.
PUTRA (8) sudah berada di kelas 3 dan Paskalis (7) adalah adik kelasnya. Keduanya bersekolah di SD Sanjaya Tritis.
Isna (9) lebih tua dari mereka dan sudah duduk di kelas 4 SD.
Ia tak sekolah di SD Sanjaya Tritis, melainkan di SD Muhammadiyah 2 Pakem di Ngepring.
Putra seperti ketua geng. Ia memimpin dua teman lainnya untuk berbelok ke sisi satu dan yang lainnya.
Terkadang, mereka berhenti di salah satu bilik untuk menyapa temannya dan mengajak bermain.
“Aku seneng nek ngungsi, soale kancane akeh (Aku senang mengungsi, karena temannya banyak),” ucap Putra kepada Tribun, Rabu (27/1).
Baginya mengungsi bukanlah musibah, melainkan waktu untuk bermain.
Apapun bisa menjadi mainan mereka.
• Ini Alasan Tukang Pikul Jenazah Covid-19 di Cikadut Tak Mau Bantu Keluarga Korban Angkat Peti
• Nunuk Nuraini Pahlawan Anak Kost Meninggal, Dia Peracik Bumbu Indomie, Ridwan Kamil Apresiasi Tinggi
Gabus atau kardus bekas yang ada di barak mereka jadikan handphone mainan atau dilempar-lempar.