Tahu Cibuntu, Produksinya Pernah Terganggu Gara-gara Garam, Bahkan Ada Perajin yang Bangkrut

BERDASARKAN sumber literatur yang diperoleh Tribun Jabar, Kampung Tahu Cibuntu terbentuk oleh seorang pekerja migran Tiongkok bernama Babah Mpe.

Penulis: Cipta Permana | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar/Cipta Permana
Perajin di sentra tahu Cibuntu, Supardi (56). 

Asal Usul Tahu Cibuntu

Supardi mengatakan tidak terlalu tahu mengenai asal usul tahu cibuntu. Namun, katanya, bisa jadi memang mulainya dari orang Tiongkok.

"Terus diikuti oleh warga sekitar," katanya.

Supardi mengatakan usaha yang ditekuninya ini turun temurun. "Perajin lain juga sama," katanya.

Baca juga: Warga Baleendah Tewas Ditembak KKB Papua, Pratu Roy Vebrianto Baru 5 Bulan di Papua

Selama 40 tahun berjalan, Supardi merasakan suka duka mempertahankan warisan leluhurnya itu. Dia mengaku sempat menjadi penjual tahu keliling selama lima tahun.

Supardi pun pernah merasakan pahitnya gulung tikar karena bahan baku garam yang melambung tinggi sekitar 2017.

"Harga garam mahal sampai Rp. 300 ribu per karung atau 20 kilogram, apalagi orang tua saya punya sebelas anak, jadi ekonomi kebutuhan keluarga harus dibagi-bagi sama pabrik," ucapnya.

Supardi mulai meneruskan usaha dengan istrinya setelah orang tuanya meninggal. (cipta permana)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved