Bisnis Pikul Peti Jenazah Covid 19
EKSKLUSIF: Bisnis Pikul Peti Jenazah Covid-19 di Cikadut Bandung, Segini Tarifnya
Fajar Ifana (40), koordinator tim jasa pikul jenazah di TPU Cikadut mengatakan tak pernah mematok biaya untuk jasa pikul jenazah Covid-19 ini.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Ravianto
setiap peti jenazah dipikul oleh delapan orang bergantian.
Usai melaksanakan tugas, salah seorang anggota tim pemikul mencatat dan menunjukan kwitansi jasa memikul jenazah, Rp 2 juta.
"Kami catat semuanya, Kang. Ada kwitansinya," ujar Fajar.
Sudrajat, PNS UPT TPU Cikadut, yang juga koordinator lapangan tim petugas pemakaman mengatakan memikul jenazah dari ambulans ke liang lahat memang bukan tugas mereka.
"Kami tugasnya hanya menggali dan mengubur. Di aturannya juga hanya penggalian dan pengurugan. Tim pikul dari luar," ujar Sudrajat, Rabu (20/1).
Sudrajat mengatakan, dia membawahi 10 orang tim penggali yang disiagakan di dua lokasi pemakaman Covid 19.
Kesepuluh orang itu tidak hanya bertugas di satu kuburan, melainkan di semua tempat.
Sehingga, tim yang menangani satu makam berjumlah 2-4 orang.
"Kami bukannya tidak mau memikul jenazah. Pertama, aturannya tidak mengatur soal memikul. Kedua, alasan kesehatan. Ketiga, petugas kami terbatas. Apalagi peti jenazah beratnya bisa 200-300 kilogram," ujar Sudrajat.
Ia mengakui, banyak opini di masyarakat yang menyebut pemakaman jenazah Covid 19 mahal.
Baca juga: EKSKLUSIF Awal Mula Bisnis Pikul Peti Jenazah Covid-19 di Cikadut: Sebenarnya Kami Juga Takut
"Sebenarnya gratis, tapi kan ada tim pikul, ada jasanya," ucap dia.
Ia mengatakan tarif pemikul jenazah ini bervariasi.
"Biasanya Rp 1 juta, tapi bisa ditawar. Kalau pemikul petinya dari keluarga juga suka ada, jadi gratis namun harus pakai baju hazmat," ucapnya.
Ia juga mengatakan, jenazah yang datang tidak mengenal waktu dan cuaca dan harus segera dimakamkan.
"Baik penggali dan pemikul sama-sama siaga. Untuk memikul saja itu tidak mudah, sekarang jarak memikul peti bisa sampai 500 meter, adakalanya jalurnya licin. Jadi kalaupun ada tarifnya, ada alasannya juga," kata Sudrajat. (mega nugraha/cipta permana)