Tembakan KKB Bikin Rencana Pratu Dedi Hamdani Menikah Berantakan, Sudah Pacaran Lebih Lima Tahun
Rencana menikah tinggal rencana bagi Pratu Dedi Hamdani. Ajal lebih dulu menjemput sebelum niat mempersunting kekasih pujaan hati itu terlaksana.
TRIBUNJABAR.ID, LOMBOK TENGAH - Rencana menikah tinggal rencana bagi Pratu Dedi Hamdani. Ajal lebih dulu menjemput sebelum niat mempersunting kekasih pujaan hati itu terlaksana.
Pratu Dedi Hamdani gugur ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata ( KKB) di Intan Jaya, Papua.
Pratu Dedi Hamdani sebenarnya akn pulang ke Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Dedi sudah berencana untuk cuti pada dua bulan mendatang, untuk melangsungkan pernikahannya.
"Dua minggu yang lalu dia telepon, dua bulan lagi dia akan pulang ambil cuti untuk menikah," ujar ayah Pratu Dedi Hamdani, Muhdin, dengan berlinang air mata saat ditemui di rumahnya yang berada di Desa Plambek, Lombok Tengah, Sabtu (23/1/2021).
Muhdin menuturkan, anak laki-lakinya itu akan menikahi pujaan hati yang merupakan orang satu kampungnya.
"Pacarnya gadis orang sini, dia pacaran sudah lebih lima tahun," kata Muhdin.
Menurut Muhdin, selama di Papua, Dedi jarang menelepon karena tidak ada sinyal.
"Kalau saya yang telepon susah, sering tidak nyambung, karena tidak ada sinyal. Jadi saya hanya menunggu telepon," kata Muhdin.
Dedi yang kini berpangkat Praka Anumerta, sebelumnya terlibat kontak senjata dengan KKB di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021).
Rencananya, alamarhum Praka Anumerta Dedi Hamdani akan dimakamkan secara militer di pemakaman keluarga yang berada di Desa Plambek, Minggu besok.
Perjuangan menjadi tentara
Muhdin menceritakan bagaimana sang putra menjalani tes masuk tentara. Saat itu, dia yang mengantarkan.
Muhdin berkilas balik ke saat-saat Pratu Dedi berjuang menggapai impiannya.
Ketika itu, anaknya harus menjalani tes masuk TNI di Singaraja, Bali.
Muhdin pun ikut serta mengantarkan putranya.
Dalam perjalanan, mereka sempat kehabisan bensin.
"Yang saya ingat itu, waktu mengantar dia tes di Bali, terus bensin kami habis," kata Muhdin.
Sempat ikut tes masuk polisi dan tak lolos
Jalan Pratu Dedi menjadi anggota TNI tidak mulus.
Sebelumnya, Dedi sempat mengikuti tes masuk kepolisian tapi tak lolos.
Begitu juga pada tes masuk TNI tahun pertama.
Dia baru lolos tes TNI pada tahun berikutnya.
"Memang dia niatnya keras menjadi TNI, sejak kecil memang itu cita-citanya," kata Muhdin.
Karena tekadnya menjadi prajurit TNI sangat kuat, Dedi terus berlatih.
Menurut Muhdin, impian anaknya untuk menjadi seorang tentara begitu besar.
Hal itu tampak dalam setiap latihannya yang serius untuk menghadapi tes masuk.
"Dia latihan, selalu latihan gigih," kata Muhdin.
Kabar mengejutkan
Kabar kematian putra yang ia banggakan itu sangat mengejutkan bagi Muhdin.
Dia mendapatkan kabar melalui telepon pada Jumat (22/1/2021).
"Saya waktu itu sedang menyabit rumput terus ada keluarga yang memanggil ada telepon masuk, dapat kabar anak saya meninggal," kata Muhdin.
Muhidin mengaku syok dan sangat bersedih.
"Perasaan saya sudah tidak keruan, sedih sekali, memang sebelumnya saya ada firasat mimpi," kata Muhdin.
Dua prajurit gugur
KKB menyerang Pos Titigi di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021).
Dua prajurit gugur dalam penyerangan di Pos Titigi tersebut.
Mereka adalah Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani.
Pratu Roy tertembak di dada kanan.
Sedangkan Pratu Dedi sempat mengejar KKB yang berada di hutan tetapi ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prajurit TNI yang Gugur di Papua Berencana Cuti untuk Menikah dan dengan judul "Kenang Pratu Dedi, Sang Ayah: Kehabisan Bensin Saat Antar Tes dan Pernah Tak Lolos"