Tatanen Bale Atikan Resmi Diluncurkan, Anak-anak di Purwakarta Siap Dikenalkan Dunia Cocok Tanam
Dinas Pendidikan Purwakarta memiliki program yang dinamai tatanen bale atikan dan sempat diterapkan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Dinas Pendidikan Purwakarta memiliki program yang dinamai tatanen bale atikan dan sempat diterapkan di sejumlah sekolah tahun lalu.
Namun baru secara resmi diluncurkan pada Rabu (20/1/2021) oleh Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika di Pendopo Pemkab Purwakarta.
Anne Ratna Mustika mengatakan program tatanen bale atikan ini menyesuaikan dengan protokol yang ada dan telah melalui kajian dari Disdik.
Kemungkinan di masa pandemi ini, tatanen bale atikan dilakukan dengan penjadwalan secara bergilir dan tak serentak.
Baca juga: Fakta Kakek Koswara Digugat Rp 3 Miliar oleh Anak, Anak Pertama Turut Digugat Anak kedua & Ketiga
"Tatanen Bale Atikan ini kan dilakukan di outdoor (luar) jadi mereka terpapar matahari sehingga sesuai dengan protokol Covid-19. Nanti tetap akan saya pantau," ujarnya.
Tatanen bale atikan ini juga, lanjut Anne, sejalan dengan program Bupati Anne yakni Sukma (sekolah untuk keterampilan masyarakat), sehingga bisa berdampak pada menciptakan generasi milenial yang miliki minat tertarik pertanian.
Kepala Disdik Purwakarta, Purwanto menambahkan tatanen bale atikan ini mengajarkan anak-anak sekolah untuk menanam semua jenis sayuran dan makanan yang hidup di Purwakarta, termasuk tanaman sorgum yang salahsatu tanaman wajib ditanam di sekolah.
"Jangan artikan tatanen bale atikan ini bertani di sekolah tetapi bertani di lembaga pendidikan bisa saja sekolah atau rumah. Kami mengajarkan untuk tidak menggunakan bahan kimia dan boleh gunakan lahan marjinal, seperti tembok, vallet, atau vertical garden," ucapnya.
Baca juga: Jadi Penyintas Corona, Wali Kota Bandung Siap Donor Plasma Darah untuk Pasien Covid-19
Menurut Purwanto, program tatanen bale atikan ini bukan gerakan berkotor-kotoran melainkan pendidikan yang berintegrasi pelajaran dengan kegiatan kemandirian pangan di sekolah.
Dia mencontohkan, pada pelajaran matematika anak-anak dapat belajar di luar kelas dengan mengukur luas lahan.
"Jadi ingin melakukan praktek langsung bukan hanya teori. Inilah kelemahan pendidikan kita di masa lalu. Mengajarkan rumus matematika itu mesti dipraktekkan sehingga siswa di masa depannya bisa ukur sendiri luas lahan atau apapun," ucapnya.
Purwanto menginginkan 7 poe atikan sebagai pendidikan karakter dan tatanen bale atikan menjadi kebijakan serta dikonversi menjadi gerakan pendidikan di masa depan di semua sekolah mulai TK, SD, hingga SMP se-Purwakarta.
"Tatanen bale atikan ini masuk ke dalam kurikulum mengambil semua kompetensi dasar. Kami juga sudah siapkan modul dan buku panduannya," kata Purwanto.
Video Viral Warga Kejar Begal di Cadas Pangeran Sumedang, Ternyata Begini Cerita Sebenarnya |
![]() |
---|
Proses Belajar Tatap Muka di Sekolah Akan Dilakukan Lima Bulan Lagi, Namun Ada Syaratnya |
![]() |
---|
Benda Prasejarah Ditemukan di Garut, Peninggalan Prabu Siliwangi dan Kian Santang? |
![]() |
---|
Mantan Pemain Liverpool Ngaku Mau Gabung Persib Bandung, Bos Persib Sebut Dia Cuma Pansos |
![]() |
---|
2 Tahun Lalu, Nissa Sabyan Ucap 'Aku Padamu' Pada Pria yang Suka Pergoki Tidur di Kelas, Bukan Ayus |
![]() |
---|