Wisata Air Sungai Cigeureuh, Ada Spot Mirip Green Canyon, Bisa Sambil Belajar di Sakola Cai
Di tempat wisata edukasi Sungai Dewi Hurip Cigeureuh Astaraja, di Desa Margahurip, Kecamatan Banjaran
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Di tempat wisata edukasi Sungai Dewi Hurip Cigeureuh Astaraja, di Desa Margahurip, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung terdapat spot seperti green canyon Pangandaran, dan bisa banyak belajar di Sakola Cai.
Di tempat wisata tersebut, wisatawan bisa menikmati body rafting, arung jeram, panahan, melihat pengolahan sampah, hingga melihat pembibitan pohon kurma.
Untuk body rafting dan arung jeram dan lainnya, tentu dipastikan keamanannya, sebab di sana terdapat sakola cai (sekolah air) yang juga mengelola tempat tersebut. Jadi tak hanya menikmati keindahan dan keseruan bermain air, tapi juga terdapat edukasi susur sungai.
Bahkan Bupati Bandung Dadang M Naser, menyebut Sungai Cigeureuh, seperti green kenyon nya Pangandaran.
Dadang mengucapkan rasa terimakasihnya, kepada Komunitas Elingan dan Badega, yang telah membuat sakola cai (sekolah air), yang ada di Sungai Cigeureuh.
Baca juga: Cerita Sugeng Riyadi Dikabarkan Meninggal Setelah Divaksin Covid-19: Saya Kaget
"Di sini ada situs kerajaan asta raja, beberapa situs bisa jadi pelajaran cerita. Bagaimana cinta tanah air, bisa diterapkan kepada anak didik kita, kepada generasi muda cinta tanah dan air," ujar Dadang, setelah meresmikan wisata edukasi Sungai Dewi Hurip Cigeureuh Astaraja, Selasa (19/1/2021).
Dadang memaparkan, bagaimana menjaga seetitik air supaya tak dikotori, tak dicemari, tak buang sampah ke sungai dan menjaga tanah.
"Sejengkal tanah jangan diberikan ke orang asing, jangan di berikan ke orang lain, kuasai oleh kita. Tanah dijaga dengan tanaman-tanamannya, Janagn dibiarkan tanah itu kosong tapi tanami," kata Dadang.
Dadang mengatakan, Di tempat ini ternyata dirinya dibawa ke beberapa titik, kampung yang menjadi unggula di Desa Margahurip.
"Tadi ada kampung saber anak muda punya industri kreatif, di bidang panahan yang sudah eksport ke manca negara," uacap dia.
Cerdas, kata Dadang, bagaimana mengambil momen ajari anak mu memanah berlari, menunggang kuda, dan berenang.
"Renangnya di sini di Sungai Cigeureuh, manahnya tadi sudah dipersiapkan panahan, disamping itu tadi ada yang mengembangkan magot, dan disni ada kebun kurma," tuturnya.
Dadang mengungkapkan, bibit kurma indonesia kurma tropis, yang dibuat bibitnya di thailan, dikembangkana menjadi pembibitan untuk se Indonesia, adanya di Margahurip yang nantinya dijual ke berbagai peminat di berbagai tempat di Indonesia.
"Tadi disebutkan yang cocok di kalimantan tapi di bandung itu tanah subur tanah legenda apapun jadi di Kabupaten Bandung, karena kurma ini sebetulnya awalnya dari indonesia. Berevaluasi berjuta tahun, di Mekah jadi kurma di Indonesia jadi cangkaleng, kawung maka gula kawung manisnya sama dengan kurma," ujarnya seraya bergurau.
Baca juga: Hendar Bersama Istri dan Tiga Anak Bertaruh Nyawa, Nekat Tempati Rumah Meski Bahaya Mengancam
Dadang Mengatakan, Dewi Hurip Cigeureuh Astaraja, seperti di Green Canyon Pangandaran.
"Ini seperti Green Canyonnya pangandaran, jadi bebatuannya, air menetes, mata airnya sekitar 145 mata air, dan masih ada berbagai jenis binatang, seperti kuya batok (kura-kura), kadal, bayawak, aya keneh ikan lalawat, ikan mata bereum, jeler ada di sini," tuturnya.
Sebab memang Dadang, saat itu menyempatkan untuk mencoba sensasi arung jeram di sungai tersebut, bersama beberapa orang jajarannya didampingi orang-orangbdari Sakola Cai.
Semoga, kata Dadang, ini terus dikembangkan dan menjadi lebih baik lagi, jaga tanahnya jaga airnya, supaya betul-betul menjadi pecinta tanah air sejati.
"Mereka yang arif bijaksana, telah menabur benih di ladang, menanam pohon di hutan, dan air senantiasa di jaga dengan baik," ucapnya.