Wabah Virus Corona
Vaksin Covid-19 Sinovac Ada Efek Sampingnya, Apa Saja? Simak Penjelasan Kepala BPOM
Selanjutnya pemerintah akan melakukan vaksinasi menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac tersebut.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Vaksin Covid-19 Sinovac sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Selanjutnya pemerintah akan melakukan vaksinasi menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac tersebut.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menyebut beberapa efek samping vaksin sinovac yang mungkin akan timbul.
Penny mengakui, ada beberapa efek samping yang ditimbulkan oleh Sinovac, mulai dari efek samping ringan hingga sedang.
"Efek samping lokal berupa nyeri, iritasi, pembengkakan, efek sistemik berupa nyeri otot, fatigue dan demam," kata Penny.
Sejauh ini, efek samping berat yang banyak ditakutkan akan dialami setelah menerima vaksin berada dalam tingkatan yang rendah.
"Frekuensi efek samping dengan derajat berat sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 sampai 1 persen," ungkapnya.
Namun Penny menegaskan, efek samping vaksin Sinovac yang muncul ini tidak berbahaya bagi mereka yang nantinya akan disuntik vaksin.
Kondisi akibat efek samping vaksin Sinovac ini bisa segera hilang beberapa saat setelah vaksinasi dilakukan.
Di luar masalah efek samping, Penny meyakinkan vaksin ini memiliki tingkat efikasi yang cukup baik.
”Vaksin sinovac menunjukkan kemampuan dalam pembentukan antibodi di tubuh dan kemampuan antibodi dalam membunuh atau menetralkan virus, imunogenisitas, yang dilihat dari uji klinik fase 1 dan 2 di Cina, dengan periode pemantauan 6 bulan," ujarnya.
Ketua IDI Daeng M. Faqih yang ikut hadir dalam konferensi pers itu juga meyakinkan bahwa vaksin Sinovac ini aman dan efektif.
"Vaksin ini aman dan efektif, suci dan halal. IDI dukung penuh pelaksanaan vaksinasi baik prioritas tenaga kesehatan dan dukungan untuk pelaksanaan penyuksesan vaksin," katanya.
Iris Rengganis, Ketua perhimpunan alergi juga berharap pelaksanaan vaksinasi bisa aman dan dilakukan dengan protokol yang baik.
"Kami yakin coronavac (vaksin sinovac) aman dan bermanfaat untuk meredakan covid 19."
Amannya vaksin Covid-19 yang akan dipergunakan di Indonesia, sebelumnya juga ditegaskan Presiden Joko Widodo.
Presiden menjamin vaksin yang akan digunakan aman lantaran telah melalui serangkai proses pengujian.
Jokowi mengatakan, sejauh ini Indonesia sudah memiliki 3 juta dosis vaksin yang siap pakai. Vaksin tersebut sudah didistribusi ke semua provinsi di Indonesia.
Untuk tahap pertama, vaksinasi akan dilakukan terhadap 1,6 juta tenaga medis. Setelahnya, vaksinasi dilanjutkan terhadap TNI, polri, guru hingga masyarakat umum.
Presiden akan menjadi orang pertama yang diruntik vaksin.
Rencananya Presiden akan menjalaninya, 13 Januari nanti.
Presiden menyebutkan, ada 182 juta atau 70 persen penduduk Indonesia yang akan divaksin Covid-19.
Dengan jumlah tersebut, dibutuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin.
Jumat (8/1) lalu, Komisi Fatwa MUI Pusat menetapkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac halal dan suci digunakan.
Namun, saat itu, fatwa yang dikeluarkan MUI tersebut belum final karena masih menunggu izin keamanan dari BPOM.
Dapat Ijin Penggunaan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Covid-19 Sinovac atau coronovac, Senin (11/1/2020).
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melkiades Laka Lena meminta, pelaksanaan vaksinasi tetap harus diiringi dengan penerapan disiplin protokol kesehatan (prokes).

Menurutnya, disiplin masyarakat melaksanakan protokol kesehatan digalakkan, dan dilakukan bersamaan dengan Operasi Yustisi oleh Polri, TNI dan aparat pemda, Satpol PP disertai sanksi secara terukur di lapangan.
"Vaksinasi harus dibarengi kesadaran rakyat untuk menjalankan 3 M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) plus 2 M yakni menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas," kata Melki melalui keterangannya, Selasa (12/1/2021).
Melki mengatakan, dukungan para tokoh bangsa untuk mengajak rakyat menyukseskan vaksinasi dan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3 M plus 2 M harus tetap dijalankan secara konsisten.
"Jangan kendur sampai pandemi benar-benar bisa dikendalikan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, BPOM menerbitkan persetujuan penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Covid-19 Sinovac (Coronavac), yang akan disuntikan pada Presiden Jokowi dalam vaksinasi perdana pada 13 Januari 2021.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito dalam konferensi pers yang dilakukan virtual, Senin (11/1/2021).
Izin tersebut diterbitkan setelah efikasi vaksin Coronavac menunjukan hasil 65,3 persen,
Penny mengatakan, penerbitan izin tersebut dikeluarkan dengan pertimbangan aspek keamanan, imunogenisitas, efikasi atau kemanjuran yang sesuai dengan standar minimal WHO yakni 50 persen.
Badan POM menggunakan data hasil pemantauan dan analisis dari uji klinik yang dilakukan di Indonesia dan juga mempertimbangkan hasil yang dilakukan di Brazil dan Turki.
"Berdasarkan data-data tersebut dan mengacu kepada persyaratan panduan dari WHO dalam pemberian persetujuan Emergency Use Authorisation untuk vaksin Covid-19 evaluation for vaccine dari WHO maka vaksin coronavac ini memenuhi persyaratan untuk dapat diberikan persetujuan penggunaan dalam kondisi emergency," ungkap Penny.
(tribun network/rin/yud/lrs/dod)