Tak Makan Nasi 2 Tahun, Penyakit Otak Juwita Bahar Kambuh, Koma 15 Hari, Kesempatan Hidup 50 Persen
Penyakit otak yang diderita Juwita Bahar kambuh karena ia tidak makan nasi selama dua tahun.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID - Penyakit otak yang diderita Juwita Bahar kambuh karena ia tidak makan nasi selama dua tahun.
Demi mendapat berat badan ideal, Juwita Bahar diet dengan cara mengurangi karbohidrat.
Ia tidak memakan nasi selama dua tahun.
Namun, anak pedangdut Annisa Bahar itu justru jatuh sakit.
Sakit otak yang dideritanya dipicu karena tidak makan nasi.
Penyakit otak yang dideritanya itu sebenarnya sudah ia idap sejak berusia 10 tahun.
Dikutip dari Tribunstyle, Juwita Bahar sempat mengalami koma selama 15 hari.
Baca juga: Gertakan Anisa Bahar Soal Hapus Nama Juwita dari KK Tak Berhasil, Justru Bikin Anaknya Makin Berani
Baca juga: Terkena Infeksi Selaput Otak, 8 Bulan Bayi Juwita Tidak Sadar, Bahkan Tak Bisa Menangis
Bahkan nyawanya terancam karena penyakitnya itu.
Juwita Bahar yang dikabarkan sudah bersuami itu awalnya hanya merasa demam.
Ia mengalami keadaan tak sadarkan diri.

Di sisi lain, penyakit tersebut bisa kembali menyerang Juwita lantaran pola diet yang diterapkan oleh sang artis.
Ternyata Juwita melakukan program diet yang akhirnya membuat tak mengkonsumsi nasi selama dua tahun.
"Aku kurangi nasi, kayak enggak makan nasi selama dua tahun. Jadi kayak protein dan karbohidratnya enggak seimbang."
"(Gara-gara itu) aku sakit maag, terus panas dan demam," ucap Juwita saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (5/1/2020).
Kala berada di posisi tersebut, Juwita juga dikabarkan hanya memiliki kesempatan hidup hanya 50 persen.
Awalnya keluarga belum menyadari keadaan Juwita namun lantaran keadaan yang semakin memburuk dan membuat Juwita dalam keadaan setengah sadar, ia pun dilarikan oleh sang ayah ke rumah sakit.
"Enggak tahu sih, kata dokter aku kanker otak atau virus otak, apalah soal otak." "
"Tapi aku kurang tahu pasti meningitis atau apa. Kata dokter kesempatan hidup 50:50, kalau hidup akan lumpuh kayak Gugun Gondrong," ucap Juwita.
Setelah 15 hari lamanya tak sadarkan diri, Juwita pun sempat mengalami kelumpuhan di sekujur anggota badannya.

"Jadi bangun tidur (koma) tuh biasa aja, tapi semua anggota badan kayak enggak aktif gitu, kayak belajar duduk dan gerakin kepala," ungkap Juwita.
"Aku enggak bisa gerakin badan sama sekali kayak anak bayi lagi. Bangun mesti diangkatin, mesti dibantu, belajar jalan, belajar tulis," ucap Juwita melanjutkan.
Ia mengakui saat menjalani proses pemulihan dari kelumpuhan, Juwita seperti seorang bayi yang belajar bergerak.
Lantaran apa yang pernah ia alami tersebut membuat Juwita kini menjaga pola makannya.
Meski sempat berada di amabang kematian, kini Juwita mengaku keadaannya semakin membaik dan kembali normal.
"Enggak (diet lagi). Sekarang badan (aku) subur," kata Juwita sambil tertawa dan tersenyum lebar.
(Tribun Jabar)
Efek Pola Makan Rendah Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber utama energi bagi tubuh.
Dilansir Science Daily, penulis sebuah studi besar yang dipresentasikan di ESC Congress 2018, Professor Maciej Banach, of the Medical University of Lodz mengungkapkan, pola makan rendah karbohidrat sangat tidak aman dan harus dihindari.
Meski dalam jangka pendek dapat bermanfaat untuk menurunkan berat badan, menurunkan tekanan darah dan mengontrol gula darah, namun studi yang dilakukannya menemukan bahwa pola makan tersebut dapat berdampak buruk untuk jangka panjang.
"Kami menemukan bahwa orang-orang yang menerapkan pola makan rendah karbohidrat memilki risiko kematian dini lebih tinggi."
"Peningkatan risiko lainnya termasuk kematian karena penyakit jantung koroner, stroke dan kanker. Pola makan ini harus dihindari," ungkapnya.
(Kompas)
Manfaat Daun Singkong untuk Diet
1. Daun singkong mengandung banyak serat yang bisa membantu memperlancar pencernaan
Sayuran baik bagi proses pencernaan karena memiliki banyak serat.
Pasalnya, sayuran yang berserat dapat membantu menyehatkan usus besar.
Pun begitu dengan daun singkong yang mengandung banyak serat.
Saat Anda mengonsumsi daun singkong, pencernaan bakal menjadi semakin baik.
• Manfaat Daun Singkong untuk Kesehatan, Ternyata Bisa Atasi Penyakit Stroke
Bagi Anda yang sedang diet, mengonsumsi daun singkong baik untuk tubuh.
Pasalnya, daun singkong memiliki kalori yang rendah.
Tak hanya itu, daun singkong juga memiliki kandungan serat dan protein yang tinggi.
Kandungan-kandungan tersebut sangat ideal untuk jadi menu diet sehari-hari.

3. Mengandung asam amino untuk regenerasi sel tubuh
Sel dalam tubuh kita harus tetap terjaga dan beregenerasi.
Kandungan asam amino esensial bermanfaat untuk hal tersebut, menjaga dan meregenerasi sel dalam tubuh manusia.
Nah, di dalam daun singkong, ternyata terkandung asam amino.
Karena itu, daun singkong dapat bermanfaat untuk memberikan perbaikan terhadap sel dalam tubuh agar tetap berfungsi normal.
• Daun Singkong Kaya Nutrisi dan Berkhasiat, Rajin Mengonsumsinya Bisa Sembuhkan Penyakit Mematikan
4. Sumber antioksidan untuk buang dan cegah zat radikal bebas
Zat-zat radikal bebas menjadi salah satu penyebab berbagai penyakit berbahaya.
Penyakit seperti kanker dapat timbul akibat radikal bebas.
Daun singkong ternyata bisa menjadi salah satu sumber antioksidan yang sangat baik untuk membuang dan mencegah radikal bebas di dalam tubuh.

5. Protein dan asam amino dalam daun singkong bermanfaat untuk sumber tenaga
Sebelumnya telah dijelaskan daun singkong memiliki kandungan protein dan asam amino.
Ternyata, kandungan tersebut bermanfaat untuk sumber tenaga bermanfaat bagi manusia.
Asam amino esensial membantu mengubah karbohidrat menjadi energi bagi tubuh.
6. Membantu proses metabolisme tubuh manusia
Protein nabati yang terkandung dalam daun singkong mengandung banyak vitamin B.
Vitamin tersebut dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel-sel tubuh.
Sel-sel itu akan membentuk enzim yang membantu proses metabolisme tubuh.