Jokowi Reshuffle Kabinet
Karim Suryadi : Reshuffle Perjudian Berisiko, Tindakan Pengobatan yang Mempercepat Kematian
Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Karim Suryadi menilai reshuffle yang dilakukan
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Karim Suryadi menilai reshuffle yang dilakukan Presiden Joko Widodo menjadi perjudian politik yang berisiko.
Karim Suryadi mengaku sulit memahami tujuan Jokowi menempatkan Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan yang baru, menggantikan Terawan Agus Putranto.
"Saya khawatir, penempatan bankir di pos Kemenkes menjadi 'tindakan pengobatan yang mempercepat kematian'," ujar Karim, saat dihubungi, Selasa (21/20/2020).
Sebelum diangkat menjadi menteri, Budi Gunadi Sadikin mengisi jabatan sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Budi juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Inalum, Dirut PT Bank Mandiri di tahun 2013-2016 dan pernah menjadi Staf Khusus Kementerian BUMN tahun 2016-2017.
Baca juga: Dua Menteri Baru Joko Widodo Ternyata Teman Nongkrong Erick Thohir, Ini Buktinya
"Dari komposisi kementerian yang diganti terbaca tema reshuffle kali ini percepatan penanggulangan Covid dan pemulihan ekonomi. Sayangnya, dari sisi penanggulangan Covid-19 tak menjanjikan. Bagaimana masalah kesehatan akan ditanggulangi orang perbankan," katanya.
Dalam reshuffle ini, kata dia, Presiden berharap pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat. Sayangnya, kata dia, melupakan masalah pengendalian Covid-19 yang belum bisa dikatakan terkendali.
"Jangan lupa akar persoalan pelemahan ekonomi adalah pandemi, dan jika tak ditangani dengan baik, ia (Covid-19) akan menggerogoti pondasi ekonomi nasional. Ini perjudian politik yang beresiko," katanya.
Karim bahkan menalogikan reshuffle ini ibarat kesebelasan tim sepakbola yang sedang berusaha mengejar ketinggalan.
"Menempatkan bankir di kemenkes tak ubahnya kesebelasan yang tertinggal, demi menyamakan kedudukan menumpuk striker dan mengurangi pemain bertahan," ucapnya.
Di luar itu, kata dia, tidak ada yang aneh. Sebab, formatur yang ada saat ini bisa dikatakan sebagai "all Jokowi men". Termasuk kehadiran Sandiaga Uno yang kini menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Baca juga: MULAI TERKUAK, Untuk Siapa Harta Warisan Lina Jubaedah dan Apa Saja yang Dijual Teddy Pardiyana
"Pada Pilpres menjadi rival, seiring posisi yang diambil Gerindra maka Sandiaga jadi orang dalam, apalagi saat pilkada sudah jadi tim kampanye keluarga Jokowi," katanya.
Menteri perdagangan sudah teruji, baik sebagai diplomat maupun sebagai mendag itu sendiri, kemudian Menteri Agama kembali ke pangkuan NU.
"Ini jatah PKB. Kali ini kementerian agama diimami tokoh muda. Mudah-mudahan, meski muda secara biologis tapi matang dari sisi manajemen kepemimpinan," ucapnya.
"Yang lain saya nilai pas, Jokowi pun tampak menjaga keseimbangan atau jatah partai," ujarnya.