Sprindik Ditujukan kepada Menteri BUMN Erick Thohir Beredar, Ketua KPK Firli Bahuri Minta Diusut

Beredarnya surat perintah penyidikan (sprindik) yang ditujukan kepada Menteri BUMN Erick Thohir membuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bergerak.

Editor: Giri
Istimewa
Sprindik tertanggal 2 Desember 2020 yang ditujukan kepada Menteri BUMN Erick Thohir dipastikan palsu. 

Apalagi, oknum tersebut meminta menyetorkan sejumlah uang melalui rekening.

Baca juga: Ramaikan Pilkada Serentak, Ini Artis yang Menang dan Kalah, Lucky Hakim dan Sahrul di Atas Angin

"Khususnya kepala daerah maupun pejabat daerah lainnya agar mewaspadai terhadap pihak-pihak yang mengaku sebagai Direktur Penyelidikan KPK."

"Baik melalui telepon maupun WhatsApp yang meminta agar menyetorkan sejumlah uang pada rekening bank tertentu," tutur Ali.

Ali mengatakan, Direktur Penyelidikan KPK dalam bekerja selalui sesuai standar opersional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan lembaga antirasuah.

"Kami memastikan bahwa Direktur Penyelidikan KPK tidak pernah menghubungi pihak-pihak lain tersebut di luar kepentingan dinas," jelas Ali.

Rapid Test Dinilai Tak Perlu Dipakai Lagi

Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono mengkritik soal masih diterapkannya rapid test dalam upaya penanganan Covid-19.

Menurutnya, rapid test adalah sesuatu yang salah dalam persoalan penanganan pandemi Covid-19.

"Rapid test itu salah, karena di dalam masalah pandemi itu, kita harus mendeteksi orang yang membawa virus."

"Kalau rapid test itu antibodinya seminggu kemudian," kata Pandu dalam diskusi virtual yang diselenggarakan ABC Indonesia, Jumat (21/8/2020).

Pandu mengamati kasus-kasus Covid-19 di beberapa daerah yang mengklaim sudah melakukan rapid test.

"Jadi banyaklah mis. Kasus di beberapa daerah, sudah melakukan rapid test massal di stasiun di mana-mana, nonreaktifnya banyak, padahal kalau di-swab, itu positif semua," tuturnya.

Seharusnya, menurut Pandu, rapid test untuk Covid-19 sudah tidak perlu dipakai lagi, terlebih di rumah sakit.

"Ngapain rapid test (di RS)? Akhirnya ahli kesehatan terjebak semua, oh ini negatif, tetapi membawa virus."

"Anggap saja semua orang kemungkinan membawa virus. Artinya apa, ya waspada. Kita harus waspada," tutur Pandu.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved