Tangis Triani Pecah, Kepikiran Ibunya Hilang 8 Tahun di Luar Negeri, Begini Cara Atasi Kerinduannya
Tangis Triani (17), putri bungsu Aniyah (47), seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Sudimampir Lor, pecah
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Tangis Triani (17), putri bungsu Aniyah (47), seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Sudimampir Lor, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu pecah.
Ia tak kuasa membendung kesedihan hingga menangis saat menceritakan kondisi neneknya, Kastinih yang mengalami sakit hingga meninggal dunia karena memikirkan kondisi ibunya hilang di luar negeri.
"Kasian nenek, sampai usaha rajin puasa gitu minta dimudahin agar ibu bisa cepet ketemu, tapi keburu meninggal dunia," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Kamis (3/12/2020).
Baca juga: Tangis Triani Gadis 17 Tahun Asal Indramayu, Minta Tolong Jokowi Cari Ibunya, Hilang di Luar Negeri
Baca juga: Bikin Ngeri, Positif Covid-19 Meroket, Hari Ini Tambah 8.369 Kasus, Jabar Kalahkan DKI Jakarta
Triani pun sama merasakan kerinduan kepada ibunya tersebut. Diketahui, ia ditinggal Aniyah saat masih duduk di bangku kelas 4 SD.
Tidak banyak kenangan yang Triani ingat. Hanya saja, disampaikan Triani, ia selalu teringat saat digendong oleh ibunya tersebut.
Triani pun mengaku selalu memimpikan ibunya karena rindu.
Untuk meluapkan kerinduan tersebut, ia biasa membuat status ataupun curhat ke teman sebayanya.
Triani ingin ibunya cepat pulang ke tanah air.
"Gak papa gak bawa apa-apa juga asal ibu pulang," ujar dia.
Pada kesempatan itu, Triani juga ingin menyampaikan doa agar ibunya tersebut dalam kondisi baik-baik saja di luar negeri.
"Sehat selalu di sana, semoga ibu cepat pulang," ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Aniyah dikabarkan hilang kontak di luar negeri selama 8 tahun lamanya.
Keluarga tidak mengetahui secara pasti dimana keberadaan ibu dari 4 orang anak tersebut.
Berdasarkan informasi yang diterima keluarga, Aniyah diketahui pergi ke Arab Saudi. Namun, ada kabar pula yang menyebut keberadaan Aniyah ada di Maroko karena kabur dari Arab Saudi.
Hingga akhirnya keluarga menemukan E-Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri milik Aniyah melalui salah satu situs internet.
Di kartu tersebut mencantumkan keberadaan Aniyah berada di Arab Saudi. Namun, masa berlaku kartu itu hanya sampai tahun 2014.
Keluarga mengaku bingung harus mencari Aniyah kemana. Mereka juga sudah berupaya dengan meminta bantuan kepada kerabat yang berada di Arab Saudi untuk membantu mencari keberadaannya.
Namun, usaha tersebut hingga kini belum membuahkan hasil.
"Gak tau udah diurus-urus, dicari-cari gak pulang-pulang," ujar dia.