Ruang Isolasi Pasien Covid-19 di RS di Jabar Sudah Terisi 75 Persen, Padahal Standar WHO 60 Persen

Berdasarkan data per 29 November 2020, tingkat keterisian ruang isolasi pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Tribun Jabar/Firman Suryaman
Rusunawa Unsil di Jalan Tamansari, Kota Tasikmalaya, tempat perawatan pasien Covid-19 tanpa gejala. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Berdasarkan data per 29 November 2020, tingkat keterisian ruang isolasi pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan di Jawa Barat mencapai 75,39 persen.

Sedangkan, tingkat keterisian pusat isolasi pasien COVID-19 mencapai 55,93 persen.

Sementara itu, berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat keterisian rumah sakit tidak boleh lebih dari 60 persen.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun meminta Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Jabar untuk menambah kapasitas tempat tidur bagi pasien COVID-19, baik di rumah sakit rujukan maupun pusat isolasi.

Salah satunya dengan memanfaatkan gedung-gedung pemerintahan, lembaga, dan instansi.

“Pada saat kedaruratan, tadi sudah saya instruksikan, kalau sudah lewat 70 persen, maka bangunan-bangunan lain harus disiapkan. Di Depok sendiri saya apresiasi Pak Wakil Rektor UI memberikan kesiapan jika kondisi Wisma Makara penuh, nanti ada gedung lagi yang namanya Wisma Jepang dan gedung lain atau asrama mahasiswa,” ucap Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Emil ini saat meninjau pusat isolasi pasien COVID-19 Wisma Makara Universitas Indonesia (UI) di Kota Depok, Rabu (2/12). 

Baca juga: KPK Sita Dokumen dari Rumah Anggota DPRD Jawa Barat di Indramayu

“Tapi kita doakan itu tidak dipakai. Tapi, jika kedaruratannya memang emergency, pertolongan dari UI ini tentu sangat kita apresiasi dalam serba sulit seperti ini,” katanya.

Selain itu, Kang Emil mengatakan bahwa pusat isolasi nonrumah sakit dapat dimanfaatkan untuk pasien COVID-19 dengan gejala. Terlebih, merujuk Kementerian Kesehatan, pasien COVID-19 tanpa gejala akan dinyatakan selesai isolasi setelah menjalani proses isolasi selama 10 hari.

“Peraturan Kementerian Kesehatan yang baru kalau sepuluh hari tidak ada gejala, pasien boleh dipulangkan. Jadi, tidak harus menunggu hasil swab test negatif sehingga pasien COVID-19 dapat menempati (pusat isolasi) dengan bergantian," katanya. 

Wisma Makara UI sendiri memiliki 120 tempat tidur. Pada pekan pertama menjadi pusat isolasi, Wisma Makara UI menampung 115 pasien COVID-19. Hingga kini, sekitar 70 pasien COVID-19 yang isolasi di wisma tersebut sudah dinyatakan pulih.

Gubernur yang akrab disapa Emil ini mengatakan berdasarkan arahan WHO, jika keterisian ruang isolasi di rumah sakit sudah mencapai 65 persen, maka pemerintah saatnya mencari dan menyediakan ruang isolasi baru.

"Kemarin saya rapat dengan RS Hasan Sadikin. Nah Hasan Sadikin selama ini tidak memasukkan dua atau tiga lantai yang kosongnya, kan begitu. Pada saat dia sudah dekat ke 70 persen, maka tiga lantai barunya dimasukkan, maka presentasenya turun," katanya.

Baca juga: Pemimpin Ormas FPI Rizieq Shihab Minta Maaf Terkait Kerumunan, Polisi: Penyidikan Tetap Berjalan

Pemerintah, katanya, tidak pernah berharap keterisian ruang perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit mencapai 100 persen. Karenanya, penambahan ruangan pun dilakukan.

Pada akhir September lalu, sejumlah rumah sakit di Jawa Barat sudah menambah ratusan tempat tidur untuk kebutuhan isolasi dan perawatan pasien Covid-19. Hal ini untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pasien Covid-19 di Jawa Barat.

Ketua Divisi Manajemen Fasyankes Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Marion Siagian, mengatakan penambahan fasilitas ini dilakukan dengan cara refocusing atau alih fungsi tempat tidur dan fasilitas pendukung lainnya yang sudah ada menjadi khusus untuk penanganan Covid-19.

"Dalam seminggu ini saja kita sudah menambah tempat tidur rumah sakit itu atau refocusing 308 tempat tidur," ucap Marion melalui ponsel, Selasa (29/9).

Marion menyatakan penguatan fasilitas pelayanan kesehatan atau fasyankes tidak hanya berkaitan dengan penambahan kapasitas tempat tidur di rumah sakit atau pusat isolasi, tetapi juga perlu penambahan sumber daya manusia atau SDM, baik tenaga kesehatan maupun nonkesehatan, penambahan alat-alat kesehatan, alat pelindung diri atau APD, ketersediaan obat-obatan, sistem rujukan, serta tes swab untuk pasien di fasyankes, kontak erat pasien dan tenaga kesehatan yang merawat pasien di fasyankes

Menurut Marion, penguatan fasyankes harus pula disertai dengan kedisiplinan masyarakat dalam terapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Tujuannya untuk menekan potensi penularan Covid-19.

"Kalau keadaan masyarakat belum bisa mematuhi protokol kesehatan, seberapa banyak tempat tidur (rumah sakit dan pusat isolasi) tidak mampu untuk mengatasinya," ucapnya.

Marion mengatakan terdapat sekitar 830 tempat tidur di pusat isolasi nonrumah sakit kabupaten/kota. Kemudian ada sekitar 190 tempat tidur di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jabar. Kapasitas BPSDM Jabar sendiri dapat mencapai 600 tempat tidur.

Baca juga: Antisipasi Jadi Klaster Baru Covid-19, Wagub Jabar Cek Kesiapan Pilkada Kabupaten Tasikmalaya

Pada awal September, jumlah tempat tidur di ruang isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 se-Jabar mencapai 4.094. Sesuai Surat Keputusan (SK) Gubernur Jabar, Jabar memiliki 105 rumah sakit rujukan.

Ditambah dengan rumah sakit rujukan melalui SK bupati atau wali kota. Total yang melayani pasien Covid-19 di Jabar ada 322 rumah sakit. 

Mengenai rencana penyiapan sejumlah hotel, asrama, sampai stadion di Jawa Barat, untuk persiapan fasilitas kesehatan perawatan pasien positif Covid-19 tanpa gejala atau OTG, pihaknya akan memaparkan standar-standar pusat isolasi kepada pengelola hotel dan pihak lainnya.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat intens menguatkan fasilitas pelayanan kesehatan, baik rumah sakit rujukan Covid-19 maupun pusat isolasi. Tujuannya mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus positif Covid-19. 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved