Gara-gara Ejekan Miskin dan Tak Bisa Beli Hape Baru, Nyawa Pun Melayang di Kebun Singkong
S (20) tega membunuh temannya yang berinisial AP (14). S merupakan warga Desa Sukowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.
TRIBUNJABAR.ID, MALANG - S (20) tega membunuh temannya yang berinisial AP (14). S merupakan warga Desa Sukowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.
S tega membunuh AP karena tersinggung akibat dibilang miskin dan tidak bakal mampu membeli ponsel.
Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar, mengatakan, pengungkapan kasus pembunuhan itu bermula dari laporan orang tua korban pada Minggu (29/11/2020) malam.
Ketika itu, orang tua korban melaporkan anaknya tidak kembali ke rumahnya sejak Jumat (27/11/2020).
Lalu, pada Senin (30/11/2020), ada penemuan mayat di kebun singkong yang tertutup daun singkong dan pepaya.
Baca juga: Yena Masoem Jadi Bupati Bandung, Hasil Tani Akan Dibeli Pemerintah
Setelah diidentifikasi, mayat itu merupakan AP yang dilaporkan hilang oleh orang tuanya.
"Kemudian, sejak itu anggota di lapangan melakukan upaya penyelidikan dan mengirim anak ini RSSA Kota Malang untuk dilakukan autopsi dan dari autopsi inilah ditemukan adanya kejanggalan-kejanggalan," kata Hendri, dalam rilis di Mapolres Malang, Selasa (1/12/2020).
Kejanggalan itu berupa adanya bekas cekikan di leher korban dan adanya daun singkong serta pepaya yang menutupi jasad korban.
"Ada bekas cekikan di leher mayat. Kemudian, juga adanya daun pepaya dan daun singkong yang digunakan untuk menutupi mayat. Jadi, jelas ada tujuan menghilangkan jejak dari mayat tersebut," ujar dia.
Baca juga: Enam Cara Mengusir Tikus yang Mengganggu dari Rumah, Bisa Pakai Minyak Esensial
Berdasarkan hasil penyelidikan, jajaran Polres Malang berhasil menemukan pelaku pembunuhan, yakni remaja berinsial S.
Pelaku dan korban awalnya nongkrong di sebuah warung.
Saat nongrong itu, pelaku menanyai korban yang membawa ponsel baru.
Korban lantas mengatakan bahwa pelaku miskin dan tidak mungkin bisa membeli ponsel baru.
"Pada saat nongkrong ini ada ucapan dari si korban yang cukup menyinggung perasaan si pelaku. Yaitu karena korban sedang menggunakan HP yang baru, kemudian dikomentari oleh pelaku, 'HP-mu baru ya'. Dijawab oleh korban, 'iya, kamu orang miskin, kamu tidak akan bisa beli HP seperti saya'," kata Hendri, menirukan percakapan korban dan pelaku.
Pelaku merasa tersakiti oleh perkataan korban hingga akhirnya muncul keinginan untuk menghabisi korban.